Sabtu, 14 Desember 2013

Especially For You



* 3 bulan kemudian*

Sudah hampir 2 hari ini gue liat di berita infotaiment, berita online, majalah wanita, tentang jelang pertunangan syatania herawan & seorang direktur yang 1 minggu lagi digelar. ARRRRR!!! Gue rasa yg dimaksud 'seorang direktur' itu adalah alvaro maldini. Hhh... Lalu Gue membuka salah satu berita online wanita dilayar komputer kantor. Ada video berjudul

"Syatania akan bertunangan dengan salah satu direktur terkenal dijakarta".

Gue mengklik video itu, wajah tania yg di close up dan disitu tania keliatan sangat cantik.

"Apa benar mbak tania akan bertunangan?". Tanya salah satu wartawan. Tania tersenyum bahagia. "Iya mbak, doain ya semoga lancar".

"Siapa orang yang beruntung mendapatkan mbak?".

Dia tersenyum misterius. "Ada deh mas, nanti mas juga tau. Saya dan dia udah kenal lama , malah dari kecil".

"Jadi ini semacam perjodohan?".

"Ahh bukan perjodohan kok". Tania tersenyum. "Saya dan dia saling mencintai". Lanjutnya membuat gue tersedak.

'Apa?! Gak salah dengar nih gue? SALING MENCINTAI?. Aldi gak cinta lo kali!'. Ucap gue dalam hati sambil memukul-mukul layar komputer. Kalo bukan punya kantor mungkin komputer ini udah gue banting dan hancur kan (untung gue masih punya hati yang lembut😤)

"Lo kenapa le? Marah-marah sendiri didepan komputer". Tiba-tiba oliv sudah berdiri dibelakang gue. Gue rasa dia sudah memperhatikan gue lama. Gue menutup berita online itu dan membalikan kesemula. Lalu menatap oliv

"Gak apa-apa". Jawab gue.

Oliv mengangkat alis. "Ahhh bilang aja lo kesel pak bos tunangan sm pacarnya yg artis itu ya kan?", tanyanya sambil menaik turunkan alis. Gue menyipitkan mata.

"Nuduh! Ya gak lah".

"Alah le, bilang aja deh". Katanya, gue menatap oliv seperti ingin membunuhnya.

"Bytheway ya le tania emang cantik, body nya behh.. Bikin gue iri tapi gue rasa dia sm pak bos gak cocok". Komentarnya.

Gue mengangkat alis. "Kenapa lo bisa bilang kaya gitu?". Oliv hanya mengangkat bahu. "Gak tau, pokoknya gak cocok aja". Gue masih menatap Oliv.

"Dari pada lo natep gue yg cantik ini, mending kita makan soto ayam didekat sudirman yuk!". Gue melotot lalu melempar kertas tepat didepan mukanya. Oliv terkekeh. Kita turun ke lift untuk makan siang bareng.

~~~

"Aku lihat akhir akhir ini kamu sering melamun, Le". Kita berada di teras kost Alex, yg ia tempati 2bulan lalu. Kemudian ia duduk samping gue. Gue hanya tersenyum. "Aku gak apa-apa, bnyk bgt pekerjaan yg belom aku selesai kan".

"Mending kita ibadah bareng". Katanya sambil menatap gue. Gue dan Alex emang udah jarang ibadah ke gereja bareng semenjak sibuk kerja. Gue mengangguk. Ia menarik tangan gue ke sebuah ruangan kecil. Alex bilang ini tempat ibadahnya walaupun kecil yg penting bisa berdoa ke tuhan.

Kita berdua duduk disofa panjang berwarna biru muda lalu mulai berdoa. Bukannya berdoa gue malah melihat Alex berdoa. Ia menutup kedua tangannya, matanya tertutup, mulutnya berbicara sesuatu yg gak bisa gue dengar. Ahhh terasa benar-benar nyaman. Saat Alex sudah ingin mengakhiri doa nya, gue baru berdoa.

Gue selesai berdoa, ternyata Alex memperhatikam gue daritadi. Ia tersenyum. "Lebih enak?". Tanyanya.  Gue mengangguk sambil tersenyum.

"Lea..". Katanya membuat gue menoleh ke arahnya. "Aku punya sesuatu buat kamu". Lanjutnya lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celana. Gue melongo, Alex tersenyum lalu membuka kotak kecil berwarna merah. Ia mengambil cincin itu lalu menyematkannya dijari gue.

"Aku janji aku akan menikahi kamu kalau aku sudah mapan, aku janji, Le". Ucapnya serius. Mata gue sudah berkaca-kaca. Yatuhan Alex, gue nyangka akan seperti ini.

"Kamu mau kan menikah denganku nanti?". Tanya nya tepat dibola mata gue, gue mengangguk. Tanpa bisa gue cegah lagi air mata gue turun dengan mudahnya. Alex menghapus air mata gue dengan lembut.

"Udah dong jangan nangis". Katanya

"Ihh! Ini tuh nangis bahagia tau". Ucap gue dengan kesal, Alex terkekeh. Gue menghapus air mata.

"Lea". Alex memegang dagu gue. Gue mengangkat alis. Sebenarnya gue tau apa yang dia maksud. Alex mencium bibir gue dengan lembut.

~~~

Kalau boleh jujur gue merasakan hari ini rasanya agak beda ya?. Bodolah. Gue harus menyelesaikan pekerjaan.

Hp gue berdering. Gue mengambil hp dengan malas lalu membuka nya.

Dari: ALEX GANENDRA
aku harus balik ke yogya, ibuku sakit. Oh ya aku ke Yogya naik kereta, mobilku ada dibengkel depan kostan. Aku titip ya!. Jangan nakal kalau gak ada aku loh. I love you sweetheart. Bye:-).

Gue tidak membalasnya, melainkan melamun. Arrrghh knp sih dengan gue akhir-akhir?!.

"Le dipanggil pak bos tuh diruangannya". Oliv tbtb muncul dikubikel gue.

"Ya ya nanti gue kesana".

"Lo kenapa sih le? Sensi amat". Tanyanya sambil merangkul. Gue melepas rangkulan Oliv.

"Udah ah, jijik gue lama-lama sama lo". Gue jalan begitu aja meninggalkan oliv yg sambil tertawa.

Gue mengentuk pintu lalu masuk keruangan itu. "Ada apa?". Tanya gue. Tiba-tiba aldi mengasih sebuah kartu gitu. "Acara pertunanganku, aku harap kamu datang hari minggu besok". Katanya dengan datar. Gue melihat kartu itu lama.

Yang benar saja gue datang ke acara pertunangannya, aarr gue rasanya ia ingin membuat gue menangis 7 hari 7 malam karena melihat dia dan tania bahagia. No!. Gue tersenyum lalu mengambil kartu itu. Dan gue bersumpah tidak akan mendatangi pesta pertunangan Aldi dan Tania. Gak akan!.

"Baru kamu doang yang aku kasih kartu itu". Katanya tiba-tiba. Gue hanya mengangguk-ngangguk.

"Itu cincin dari siapa? Pacarmu?". Tanya aldi sambil menatap cincin dijemari gue.

"Oh ya ini dari Alex, dia akan menikahi aku". Aldi sempet melotot. "Sungguh?! Dia akan menikahi kamu?!", kata aldi dengan nada tinggi. Gue mengangguk. Aldi menghela nafas. "He was lucky". "Gak ah kamu lebih beruntung mendapatkan tania". Ucap gue membuat aldi diam saja.


~~~

Fiuhh akhirnya pulang kerja juga.

"Le gue duluan, pacar gue udah jemput. Byee". Gue hanya mengangguk sambil memasukan beberapa kerta lembar ke tas, setelah semua beres gue berjalan ke arah lift.

"Lea tunggu!". Aldi. Gue menahan pintu agar tidak tertutup. Ia sudah didalam lift.

"Kamu dijemput Alex ya?". Tanya nya. Gue menggeleng. "Gak. Alex ke Yogya". Aldi mengangguk-ngangguk. "Kalau pulang bareng aku mau?". Tanyanya. "Gak ah, bisa-bisa besok nama aku terpampang diberita online 'calon tunangan syatania bersama wanita lain' hahaha". Aldi terkekeh. "Gak segitunya juga le". Gue hanya tersenyum. "Aku bisa naik taksi". "Ayolah, Le mau ya?". Aldi sudah memaksa gue bisa apa?. Gue mengangguk.

~~~

Gue sudah didepan rumah, aldi mengantar gue sampai didepan gerbang.

"Makasih ya". Ucap gue sambil tersenyum. Aldi mengangguk. Tiba-tiba hp gue berdering. Gue melihat nama di layar hp. Tante retno. Tumben dia nelpon gue.

"Halo tante. Tante apa kabar? Udah baikkan ?". Ucap gue dengan sopan.

"Lea....". Gue rasa tante retno menangis.

"Tante gak apa-apa?". Kata gue dengan panik.

"Terjadi sesuatu dengan...".


(Aldi part) gue ada didepan mobil, memerhatikan lea berbicara sesuatu dengan entah siapa. Dan seketika lea menangis. Gue panik dan mendekati dia.

"Lea ada apa?!". Lea linglung, hp yg dipegang nya ingin jatuh tapi secepat kilat gue menangkap hp nya. "Bilang padaku ada apa?!". Lea menatap gue horor, air matanya tetap turun.


"Alex...alex!!".

"Ada apa dengan dia?".

"Dia... Dia udah gak ada". Lea menutup mukanya lalu menangis, bahunya berguncang. Gue sempet diam sejenak lalu memeluk lea, walaupun lea tidak membalas gue tetep seneng akhirnya gue bisa memeluk dia.

"Alex udah gak ada aldi, alex ninggalin aku. Dia jahat!". Lea memukul dada gue. Gue memeluknya lebih erat, sehingga dia tidak bisa memukul gue lagi.

Hampir 15menit kita berpelukan didepan rumah lea. Lea melepaskan pelukan kita.

"Aku harus balik ke Yogya malam ini juga". Katanya. "Naik apa?". "Aku bisa naik mobil Alex". Gue mengangkat alis. "Kamu mau mengedarai dalam keadaan seperti ini?". Gue langsung menggeleng. "Gak! Biar aku antar kamu ke Yogya". Lea menatap gue. "Gak usah aldi".

"Kamu mau siap-siap dulu?"  Tanya gue. Dia menggeleng. "Yasudah ayo kita berangkat".

~~~

 (Lea Part)

jam 2 dini hari kita sampai Yogya. Gue dan aldi turun dari mobil. Gue lihat masih ramai didalam rumah Alex. Gue masuk kedalam rumah itu. Ada peti dan ada foto Alex didekat peti tersebut. Air mata gue jatuh kembali.

"Lea?". Tante retno menghampiri gue. Mukanya pucat, matanya bengkak karena menangis terus.

"Tante!". Gue dan tante retno berpelukan. Aldi hanya menatap gue. Tante retno tersenyum ke aldi. Gue dan aldi menghampiri peti berwarna putih itu.

Gue menangis (lagi). Didalam peti itu terdapat Alex, ia memakai jas lengkap dengan sepatu. Mukanya penuh bekas luka akibat kecelakaan kereta yg menyebabkan beberapa orang tewas termasuk Alex. Gue mengelus mukanya dengan lembut.

'Tuhan! Bilang ini mimpi! Gue mimpi! Mimpi!'.

Gue udah gak bisa melihat matanya yg biru itu.

~~~

"Mending kamu pulang aldi". Ucap gue. Kita duduk dikursi. Dia menggeleng. "Kita pulang bareng-bareng ke Jakarta ya".

"Nanti tania mencarimu". Kata gue dengan lemah. Dia memegang atas tangan gue. "Aku gak peduli dengan tania, aku lebih peduli dengan kamu". Gue hanya tersenyum. Pukul 5 dini hari.

"Minum". Tiba-tiba aldi menyodorkan aqua gelas. Gue menerimanya lalu meminumya hingga habis.

~~~

'Aku turut berduka cita atas kematian Alex'. Sebuah sms dari iqbaal. Gue dan Aldi dijalan menuju Jakarta. Pemakaman Alex dilaksanakan tadi siang. Malamnya gue dan Aldi pulang kejakarta.


~~~

"Kamu jangan banyak mikir ya, langsung tidur okey. Oh ya Jangan lupa makan dulu". Aldi membelai rambut gue.

"Besok kamu cuti dulu aja sehari. Istirahat yang cukup ya". Aldi masuk kedalam mobilnya dan gue masuk kedalam rumah.

"Kak lea?". Tiba-tiba Ana berdiri dan menghampiri gue. Gue hanya membalas senyuman. "Apa bener kak Alex...". "Iya benar, Na". Ana langsung memeluk gue. "Yang sabar ya kak Lea". Gue hanya mengangguk lalu melepaskan pelukan. "Kakak mau istirahat dulu ya Na". Ana mengangguk, gue kenaikin tangga dengan lemas.

~~~

Pagi hari. Gue gak nafsu makan jadi gue tetep dikamar menatap langit-langit kamar. Gue jadi teringat pesan terakhir Alex.

'Jangan nakal kalau gak ada aku loh!'.

Gue tersenyum pahit.

"Kak lea ada kak iqbaal, dia mau jenguk kakak". Tiba-tiba suara Ana dibalik pintu kamar gue.

"Masuk aja". Ucap gue. Tidak lama denger decitan suara pinti terbuka. Gue menguba posisi tiduran menjadi duduk ditepi tempat tidur. Iqbaal juga mengikuti gue.

"Kamu baik?". Tanyanya setelah duduk. Gue tersenyum. "Never been better". Jawab gue. Iqbaal mengangguk.

 "Semua orang disekolah tau kalo alex meninggal. Mereka juga sedih".

"Aku masih gak percaya, apa yg terjadi sekarang".

"Kita gak ada yang tau kapan kematian akan menghampiri". Ceramah iqbaal.

"Iqbaal..". Gue menggantung kalimat, yg dipanggil menoleh. "Kamu mau mengantar ku ke kostan Alex?". Lanjut gue, iqbaal mengangguk.

~~~~

Gue menghela nafas saat didepan kamar kostan Alex. Untung Alex menitip kunci nya ke pemilik kost-an.

Gue membuka pintu tersebut. Hal pertama yg gue rasakan adalah mencium bau parfum Alex menyebar diruangan ini.

"Masuk baal". Ucap gue ke iqbaal, iqbaal mengangguk.

"Aku mau ambil barang-barang Alex disini, ada beberapa barang yang harus aku kasih ke Yogya dan aku simpan, sebagai kenangan". Gue membuka lemari Alex. Iqbaal merapikan rak-rak DVD/VCD punya Alex lalu memasukan nya kedalam tas.

"Le sini!".  Ucap iqbaal didepan layar TV. Gue menghampiri iqbaal. Ternyata iqbaal menyetel CD first annivesarry gue dan Alex.

"Ini Alex?". Tanya nya. Gue mengangguk. "Itu pas Annivesarry aku dan Alex yg ke satu tahun, dia menyanyikan aku sebuah lagu". Ujar gue. Dalam video itu alex tersenyum dengan bahagia , ia juga memangku gitar.

"happy annivesarry yang ke 1 Lea priscasari semoga yang kita impinkan terwujud dan dikabulkan tuhan, aku mau nyanyi buat kamu. Dengar ya". Alex mulai mendentingkan gitarnya dengan lincah.


🎶You're just too good to be true
Can't take my eyes off of you
You'd be like heaven to touch
I wanna hold you so much
At long last love has arrived
I thank God I'm alive
You're just too good to be true
Can't take my eyes off of you

Pardon the way that I stare
There's nothing else to compare
The sight of you leaves me weak
There are no words left to speak
But if you feel like I feel
Please let me know that it's real
You're just too good to be true
Can't take my eyes off of you


I love you, baby!
And if it's quite alright
I need you, baby
To warm a lonely night
I love you, baby
Trust in me when I say
Oh, pretty baby,
Don't bring me down, I pray
Oh, pretty baby,
Now that I found you, stay
And let me love you, baby,
Let me love you.

You're just too good to be true
Can't take my eyes off of you
You'd be like heaven to touch
I wanna hold you so much
At long last love has arrived
I thank God I'm alive
You're just too good to be true
Can't take my eyes off of you

I love you, baby!
And if it's quite alright
I need you, baby
To warm a lonely night
I love you, baby
Trust in me when I say
Oh, pretty baby,
Don't bring me down, I pray
Oh, pretty baby,
Now that I found you, stay
And let me love you, baby,
Let me love you.


I need you, baby!
Well won't you come stay
Oh. pretty baby.
Now that I found you, stay
And let me love you, baby.
Let me love you.🎶


Lagu itu terhenti dan divideo terakhir alex bilang dia mencintai gue. Tanpa sadar gue mengeluarkan air mata. Iqbaal menghapus air mata gue.

"Kau tau rasanya jadi kamu". Katanya dengan iba.

"Aku boleh peluk kamu?" Tanya gue, iqbaal mengangguk lalu membentangkan tangannya. Gue memeluknya erat.

"Aku harap kamu gak nangis terus akibat Alex". Suara iqbaal tepat dibelakang telinga gue.

Banyak sekali hadiah yang Kita saling beri dari mulai hadiah natal, ulang tahun dan annivesarry. Hadiah- hadiah yang gue berikan ke Alex akan gue bawa pulang sebagai kenangan.
~~~

Dengan sangat terpaksa gue ke kantor dengan muka habis menangis. Rawr!. Sampai dikubikel gue duduk menatap layar komputer dengan kosong. "Le?". Gue menoleh , Oliv. "Gue denger pacar lo meninggal, gue ikut sedih". Katanya sambil mengusap bahu gue. "Makasih liv". Ucap gue.

"Pak bos ada diruangan nya liv?". Tanya gue. Oliv menggeleng. "Enggak dia ke singapura dari kemaren pulang besok kayaknya". Gue mengangguk-ngangguk. "Emangnya knp?". Tanya nya karema gue hanya diam. "Ahh enggak apa-apa". Gue tersenyum dengan kepaksa.

"Oh ya pak bos nyuruh gue buat ngobrol tentang apapun biar lo gak sedih, dan nyuruh gue untuk ngajak lo makan siang bareng gue di mana aja, nanti dia ganti uang gue yg dipakai makan siang itu".

Oliv tersenyum misterius. "Pak bos kayaknya punya rasa sama lo Le". Gue mendorong kepala Oliv pelan.

"Gak usah gosip deh Liv". Dia hanya terkekeh. Kalau aldi pulang hari besok, berarti H-1 hari pertunangannya. Apa dia gak ikut urus acara pertunangan itu dengan tania?. Bodo amat lah.

Hp ditas gue berdering, gue melihat nama aldi.

"Cie ditelpon pak bos". Kata oliv sambil nyegir gak jelas. Gue hanya menatap Oliv tajam lalu mengangkat telpon itu.

"Halo le". Ia menyapa gue duluan.

"Hay juga. Kamu disingapura?". Tanya gue lalu menatap Oliv, ia masih disana menatap gue dengan cengiran itu lagi. Rasanya gue pengen banget lempar dia dengan sepatu high heels yg gue pake sekarang. Btw ya nelpon dari singapura ke indo lumayan mahal.

"Iya. Kamu sudah makan?". Tanyanya. Gue diam sejenak.

"Kamu sudah makan belum?". Tanya nya lagi.

"Emm... Ya udah kok". Hening. "Aldi aku mau nanya boleh?". Gue mengigit bibir, sebenarnya gue ragu buat nanya ini, karena gue penasaran knp gak di coba?.

"Mau nanya apa?". Ia terkesan sangat santai banget.

"Apa kamu gak ikut mengurus acara pertunangan itu?". Setelah gue bertanya aldi sempet diam. Entah kenapa kalau ditanya soal tania pasti aldi akan tersinggung atau gak menanggapinya dengan diam.

"Soal itu aku udah suruh tania untuk mengurusnya, aku gak mau ikut campur tangan dalam acara persiapan itu, dia mau pilih seperti apa aku sih okey aja, terserah dia". Ucapnya dengan panjang lebar.

"Kalau gitu udah dulu ya Le, aku ada meeting".

"Okey. See you jakarta". Ucap gue.

"Okey". Balasnya. Hubungan telpon itu terputus. Gue menatap telpon sambil tersenyum.

"Cieee". Oliv. Rrrr!! Ternyata dia masih disini?. Gue menimpuknya dengan gumpalan kertas.

~~~

Yatuhan gue pulang naik apa?. Gue mencoba mencari nomor yg bisa membawa gue pulang. Iqbaal?. Gue langsung memencet tombol tersebut. Ada nada sambung, gue jalan ditempat menunggu nada sambung itu berubah menjadi suara iqbaal. Aduh iqbaal mana sih?!.

"Halo ya le?". Ahh akhirnya diangkat.

"Kamu lagi sibuk gak baal?". Gue masih berjalan ditempat.

"Enggak knp?".

"Kamu bisa jemput aku didaerah sudirman?".

"Bisa. Sms alamat nya aja ya".

"Okey bye".

Iqbaal menutup telponnya.


Tidak sampai setengah jam iqbaal sampai dengan motornya. Ia membuka helm.

"Ayo". Katanya. Gue mengangguk lalu menaiki motor tersebut.

"Mau langsung pulang atau jalan-jalan dulu?". Tanya nya sambil mengendarai motor.

"Terserah". Jawab gue agak teriak.

~~~~

Gue turun dari motor mengasih iqbaal helm & jaket miliknya.

"Makasih iqbaal". Kata gue sambil menyelipkan rambut ke belakang telinga.

"No problem. Kalau kamu butuh apa-apa kamu tahu siapa yang bisa kamu hubungi". Katanya sambil membelai rambut gue.

Ia mengakat tangannya dari atas kepala gue lalu memakai helm.

"Aku harus pulang, see you". Katanya lalu menyalakan mesin motor.

"Hati-hati ya. Bye". Iqbaal hanya mengangguk.


~~~

Huhuwww H-1 pertunangan Tania-Aldi. DEMI TUHAN GUE GAK SIAP(?). Ewhh memangnya gue yang mau bertunangan. Tapi ya... Harusnya aldi melawan kek atau apapun itu agar pertunangannya batal. Ih dia gak mau perjuangin cinta nya!.



"Hay Le". Yang diomongkan muncul, gue menoleh kebelakang. Aldi. Arrr dia keliatan charming banget sih hari ini yatuhan. Kacamata andalannya, Kemeja lengan pendek lalu dilapisi sweater, celana panjang hitam, sepatu.

Gue hanya tersenyum. Dia keliatan bahagia banget, pasti karena besok.

"Kamu keliatan lebih baik dari pada hari kemaren".

Gue hanya tersenyum. "Dan kamu juga hari keliatan lebih banyak tersenyum daripada berbicara. Kenapa?". Lanjutnya. Mata kita bertemu

"Ngak juga ah, ini bukti nya aku berbicara". Gue (sok) terkekeh.

"Mau ikut aku?". Gue memincingkan mata. "Kemana?". "Jalan-jalan buat ngerefresh-in otak". Gue mengangguk lalu berdiri. "Bawa sekalian saja tasmu, kita sekalian pulang". Lanjutnya. Gue mengambil tas lalu kita kebawah.

~~~

Wow! Kita ke pantai daerah ancol. Aldi didepan mobilnya memerhatikan gue. "Aku selalu suka pemandangan alam". Tutur gue lalu duduk disebelah aldi. Hening, hanya ada suara ombak dan angin menerbangkan rambut kita.

"Lea dengar". Ia memulai pembicaraan. Gue menoleh, aldi memegang kedua bahu erat. Mata kia sejajar.

"Aku... Aku hanya ingin minta maaf ke kamu gak bisa perjuangin cinta kita, aku terlalu pasrah sama otak ku katakan". Jawabnya, ia memeluk gue erat, membenamkan kepalanya diantara rambut gue.

"Maaf kan aku lea". Katanya dengan lemah.

"Seandainya waktu itu aku gak pergi mungkin gak akan seperti ini". Jawab gue dengan suara bergetar.

"aldi". Gue melepaskan pelukan, mata kita bertemu. "Aku mencintai kamu, gak pernah sedikitpun aku membenci kamu. My love will never end till death do us part". Gue tersenyum misterius karena kalimat terakhir. Aldi mengangkat alis. "Ini dia lea yang aku kenal kembali". gue mengernyit lalu menyubit pipi aldi kesal.

"Arr did you forget something?". "Hah? Lupa sesuatu?seperti apa memangnya?",

"Like this.... My love will never end and i'll be by your side forever". Aldi tertawa. "Haha i'll never forget saying it". Aldi mengacak-ngacak rambut gue sambil tertawa. "My love will never end and i'll be by your side forever lea. FOREVER". Jawabnya sambil merangkul gue. Gue lihat aldi tersenyum. Dan karena senyumannya itu dia berhasil membuat gue jatuh cinta lagi untuk kedua kalinya

~~~

Hari pertunangan Aldi - Tania. Tiba-tiba gue keinget tadi malam aldi bicara 'aku harap kamu mau datang walapun aku tau itu terpaksa, aku berharap banget' ia memegang kedua tangan gue. Arrrgghhh datang gak ya?!! Kalau datang gue sama aja bunuh diri dong. Lagipula gue kan udah bersumpah gak akan datang ke acara itu!.

~~~

Gue gak datang ke acara itu. HAHAHA. Gue lihat cuaca hujan, sesuai dong sama perasaan gue sekarang. Mungkin aldi dan tania lagi bahagia banget ya. SUMPAH TUHAN INI GAK ADIL BANGET! GAK ADIL!. AHHHHHHHH!!!. Aldi udah jadi milik orang. LO BODOH LEA BODOH!. Gue melempar majalah ke arah meja dengan kasar. Gue berdiri berniat ingin melihat hujan diluar, betapa kagetnya gue......

Bersambung. MAAF APABILA TERJADI KE TYPO-AN . @fremasiti @wearecomatecjr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar