Kamis, 10 Oktober 2013

Especially For You Part 5

    "Halo tante?". "Aldi?". "Ya tante ada apa?". "ini di, tania dari pulang sekolah tadi gak mau keluar kamar, dia jg gak mau makan. Kamu bisa kermh skrng? Bujuk tania makan, tante takut dia knp2". Gue mikir. Malam ini kan gue udah janji temenin lea. Gimana ya?. "Aduh gimanaya tante". "Tante merepotin kamu malam2 ya?". Gue diem. Jawab apa ya?. Gimana ya? Gue mikir ah iya gue krmh tania tp sebentar aja oke deh. "Aldi?". "Hemm..yaudah deh tante aku kesana". "Makasih bgt loh km mau dateng malem2 gini, tante tunggu dirmh ya". "Ya tante".  Tante ristia menutup telponnya. gue kembali duduk disamping lea. "Siapa?". Tanya nya setelah gue duduk. "Mamanya tania". Gue nunduk. "Emmm... Le, aku boleh kermh tania?tp aku janji kok bakal balik lg kermh kamu". Setelah ngomong gue memberani kan menatap muka lea. "Boleh aja kok". "Serius?". iya. Gak usah balik lg kermh juga gak apa2". "Loh kok gitu?". "Ya mending km malam ini istirahat aja dirmh tania, kalo bolan-balik kan capek". Gue menggeleng. "Gak, aku janji bakal balik lg kesini hanya sebentar kok". Lea mengangkat bahu. "Terserah kamu aja". gue menghela nafas lalu berdiri. "Aku janji bakal kesini lagi, aku pergi". "Oke. Hati2". "Iya". 

  Skip rmh tania. Gue duduk diruang tamu nya. Gak lama tante ristia mendekati gue. "Maaf tante repotin km malem2 gini". Gue senyum kepaksa. "Gak apa2 tante". "Ayo kekamar tania". Gue mengikuti jalan diblkng tante ristia. Kita udah sampe didpn kamar tania. "Nih". Tante ristia menyodorkan piring isi nasi lauk dan segelas airputih. "Bujuk tania makan". Gue ngangguk lalu mengetuk pintu kamar tania". "Tan, ini aku aldi". Gak ada jawaban. "aku tau pasti km belom makan? Aku bawa makanan nih, kamu gak laper?". Tetep masih gak ada jawaban. "Aku boleh masuk?". Gue masih mematung didpn pintu kamar tania lalu menatap tante ristia. Gak lama ada suara pintu kebuka. "Masuk". Suara tania. Gue masuk kekamar tania. Demi tuhannya ini kamar tania berantakan bgt. Selimut, bantal dibwh tempat tidur. Buku berserakkan dimana2. Kita duduk di tepi tempat tidur. "Aku bawa makan". Kata gue memecahkan keheningan. Sekarang mata tania menatap gue. Matanya merah dan bengkak. sambil suapin tania gue mau coba bertanya. "Kamu knp sih tan? Mama km khawatir km gak mau keluar kamar dan makan". Tania menatap gue sesaat. "Hilang". Katanya. Gue mengangkat alis. "Apa yg hilang? Hp km? Perhiasan km?". Tania menggeleng. "Orang yg kucinta udah hilang. Dia udah pergi dari hidup aku, dia udah gak peduli sm aku lagi". Gue tertegun lalu menghela nafas. Kita berdua tenggelem dalam diam. "Kamu udah gak peduli lg sm aku di, kamu lebih mementingkan lea sekarang. Aku sedih kamu berubah seperti itu". Gue berhenti melakukan menyuapkan makanan ke tania. "Kita gak usah bahas ini ya tan, udah malam. Mending kamu tidur". Kata gue dan ngin meninggalkan tania tp tania menahan lengan gue, gue menatap lengan sesaat lalu menatap tania. "Jangan pergi". Gue diem. "please. Aku mohon". Gue melepaskan tangan dari tania dan memejamkan mata sambil menarik nafas dalam lalu membuangnya. "Oke". dia tersenyum. "Kamu tidur tan". Dia mengangguk lalu berbaring ditempat tidur, gue menarik selimut hingga lehernya. "Night aldi". gue tersenyum dengan kepaksa dan menghampiri sofa dekat tempat tidur. Gue menatap langit2 kamar tania. Kalo dipikir2 gue terlalu.. terlalu baik atau gue terlalu bodoh?. Tania udah membohongin gue dengan berselingkuh diblkng gue tp gue tetep bisa maafin dia. gue menghela nafas lalu mencoba menutup mata untuk mengatur perasaan yg mulai kalang kabut menghantui gue. ~~~ "SIAL!!". Gue melihat jam ternyata udah jam setengah 3 pagi. Gue harus kerumah lea. Pelan2 gue keluar dari kamar tania dan meluncur ke rumah lea.

  (lea part) ada suara ketukan dipintu. Gue turun dari tempat tidur melihat jam sekilas. Jam 3 pagi. Siapa yg dateng sepagi ini?. gue membuka pintu. Aldi berdiri sambil tersenyum dengan manisnya. "Aku ganggu kamu tidur ya?". Tanya. Gue mempersilahkan dia duduk. gue menggeleng dan melihat aldi meletakkan kacamatanya diatas meja lalu mengusap-ngusap mukanya dengan kedua tangan. "Kamu keliatan capek bgt". Dia menatap gue dan tersenyum. "Gak juga kok". Gue mengangguk2. "Oh ya di, tania knp?". Raut Muka aldi seketika berubah. "gak apa2. Cuman gak mau makan". Gue ngangguk. "Aku ngantuk le pengen tidur". "Kamu bisa tidur dikamar ku, aku tidur dikamar ibu". ucap gue sambil menunjuk kamar ibu dan kamar gue sendiri. Sebelum aldi berdiri gue kembali berbicara. "Besok aku udah mulai sekolah". aldi tersenyum. "Bagus kalau begitu. Aku juga ikut masuk sekolah besok kita berangkat bareng". Gue mengangkat alis. "Tapi kamu kan gak bawa baju sekolah". Dia tersenyum. "Aku bakal telpon supir ku untuk bawa baju sekolah dan tas kermh kamu nanti pagi. Tenang aja". gue mengangguk. "Oke kalau gitu. Selamat tidur". Ia tersenyum lalu menutup pintu kamar gue. Gue kembali tidur. ~~~ Terdengar ketukan pintu depan, gue bangun dari tempat tidur melihat jam setengah 6 pagi. Gue membuka pintu. "Eh neng...". Ternyata Supirnya aldi. "eh pak". Gue tersenyum. "Ini bapak mau ngasih baju sm tas aldi tadi dia nyuruh bapak bawain". Gue melihat barang yg dibawa supirnya aldinya. "Oh ya, sini biar aku yg kasih nanti, aldinya masih tidur pak hehe". Supirnya aldi tersenyum kaku. "Ini bapak pulang atau sekalian anterin dek lea sm aldi ke sekolah?". Tanyanya sambil mengaruk kepala. "Bapak mending langsung pulang aja, aldi bawa motor kok". Dia mengangguk. "Yaudah bapak pulang dek lea". "Iya pak". Supirnya aldi menghilang dengan mobil yg ia bawa. "Siapa sih?". suara berat aldi, gue menoleh. Dia benar2 berantakan. Gue tertawa kecil. "Supir kamu, dia bawa baju sm tas km". Dia mengangguk. "Kamu mending mandi deh soalnya aku kebauan nih haha". Mata aldi terbelalak. "Memangnya aku keliatan seperti orang blm mandi selama berbulan-bulan ya?". Tanya dengan nada bercanda. Gue tertawa. "Udah sana mandi!". Aldi juga ikut tertawa lalu berjalan menuju kamar mandi. Gue masih tertawa dengan banyolan aldi tadi. "Aku taruh handuknya didpn pintu ya!". Teriak gue sambil mengedor-ngedor pintu. "ya ya". Jawabnya agak sedikit teriak. Gue kembali menyiapkan sarapan didapur. Pas gue mau mengambil sendok pas juga pintu kamar .mandi terbuka. Gue cengo melihat aldi. Dia hanya memakai handuk di bagian pinggang dan tubuhnya dibiarkan terlihat(shirtless). sendok yg gue pegang terjatuh. Aldi tersadar melihat kearah gue, gue mengambil sendok. Saat gue mengambil sendok ada sebuah kaki. aldi ikut berjongkok didpn gue. "Kamu baik-baik aja le?". Tanyanya. Gue diem sambil menunduk. Gue gak berani menatapnya karena sekali aja gue menatapnya seperti itu mungkin gue bakal kena serangan jantung atau apapun itu. Aldi memegang bahu gue. "Kamu sakit?". aldi bertanya sekali lagi. Gue hanya menggeleng. Yatuhan! Jantung gue berdegup dengan cepat, tenggorokan gue seketika seperti kering. gue menelan ludah mencoba untuk tetap tenang. "A-aku gak apa2 kok". "Serius?". Ada nada khawatir pada saat aldi berbicara tadi. Gue mengangguk. Aldi membantu gue duduk dan menyodorkan gue gelas berisi air putih. "Minum". Gue memegang gelas tersebut. "Aku pake baju dulu ya". Gue mengangguk lalu aldi kekamar gue. Seketika gue bisa bernafas lagi. Rasanya pengen mati yatuhan. Kalo diliat-liat ini seperti ahhh udahlah lupain!!. "Emang seharusnya kamu gak usah sekolah deh le". Suara berat aldi muncul lagi diruang dapur. Kini ia sudah memakai baju sekolah. Gue menggeleng. "Aku gak apa2 kok tadi cuman kaget aja". Aldi mengangkat alisnya. "Kaget? Emang ada yg bikin kamu kaget?". Gue menggeleng. "Gak. Maksudnya tuh.. Aduhh..". Aldi masih menatap gue aneh. "Jangan ngeliatin aku kaya gitu". aldi tersenyum jail. "Kamu kaget melihat aku gak pake baju tadi?. Belum pernah liat cowo shirtless?". Ia bertanya sambil menahan tawa. gue menggeleng dengan gampangnya. Aldi mengangguk2. "Berarti km belum pernah ciuman juga?". Aldi langsung mendekatkan wajahnya.. ke gue dan menatap gue lekat. Seketika gue seperti tadi gak bisa bernafas dan syaraf gue seakan kaku. "Belum pernah kan? Mau aku tunjuk caranya seperti apa?". Aldi masih menatap gue, kilatan mata jailnya. Gue masih terdiam, tenggorokan gue benar2 kering. "yaudah kalo gak mau". Aldi menjauhkan wajahnya dari gue. "Berangkat yuk! Takut kesiangan nih". Lanjutnya setelah melirik jam tangan. gue mengangguk. 

  ~~~ kita berjalan dilorong sekolah pas sampe didpn kelas ada iqbaal, dia menatap gue dan aldi sinis. "Baik lo baal?". iqbaal gak menjawab ucapan aldi dan menatap gue. "Aku mau ngomong sm kamu le". Iqbaal langsung narik gue keblkng sekolah. "Langsung to the point aja". Gue menatap iqbaal datar. "Aku mohon sm kamu menjauh dari aldi, kamu gak tau kan perasaan aku melihat kamu bersama aldi? Aku sakit hati lea!". Sebelum iqbaal menyelesaikan kalimatnya gue berbicara. "Maaf sebelumnya membuatmu seperti itu baal. Aku mau kita putus, aku gak mau kamu tersakiti lagi akibat aku". Iqbaal langsung menatap gue gak percaya. "Kamu gak sungguh2 kan ngomong itu?". Gue masih diem menahan tangis. Please jangan nangis. "Le aku mohon jawab". "Aku serius baal. Maafin aku. Aku tau semuanya sulit buat kita tp ini keputusan ku. Didalam hubungan ini cuman km yg berjalan sedangkan aku? Hanya bisa nyakitin km" iqbaal hanya menatap gue gak percaya. "Dari awal aku udah gak yakin sm hubungan ini, tp aku selalu mencoba trs mencoba buat cinta sm km and in the end semuanya sia-sia aja menurutku, aku mikir setelah kita berantem kemaren....". Gue mengambil nafas sejenak. Knp aku jahat bgt sama kamu?' Kamu udah tersakiti tp aku malah mikir semuanya seakan baik-baik saja. Aku terlalu egois. Disaat itu Aku mikir knp gak berakhir aja? Biar gak ada yg saling disakiti lagi. Dan satu lagi...". Gue memberhetikan kalimat terakhir. Iqbaal Dan gue saling menatap. Gue mengambil nafas dengan mantap. "Aku mencintai.... aldi baal bukan kamu". Ini keputusan yg benar bukan?. iqbaal mencengkram kuat-kuat celana abu-abunya. Hening. "Aku sudah tau sejak awal". Iqbaal berbicara. Gue menatapnya tp dia tidak menatap gue. "Kenapa...". Gue belum selesai berbicara iqbaal langsung menyelaknya. "Kenapa aku nembak kamu kalo aku udah tau kamu Mencintai aldi bukan aku?". Dia tau apa yg ingin gue tanyakan. Iqbaal menatap gue dengan sedih. Gue hanya mengangguk. "Karena Aku mencintai km dan aku yakin km jg mencintai aku ternyata... enggak". Kalimat terakhir sengaja iqbaal tekankan. Yatuhan gue Jahat bgt!:(. Dan air mata gue pun jatuh. Ternyata cinta itu benar2 sulit. Gue memegang atas tangan iqbaal. " I'm so sorry baal". dia gak menjawab, dari matanya dia benar2 menahan amarah. "Aku jg yg bodoh. Seharusnya aku gak usah ambil resiko ini yg aku sendiri udah tau dari awal akibatnya". Gue membuang nafas. "Kita sama-sama salah". Ucap gue akhirnya. "Aku benar-benar mencintai kamu le". setelah kita berdiam diri 5 menit iqbaal berbicara kembali. Gue cuman tersenyum. "Beri hati km kesempatan le, aku yakin pasti bisa". "maaf aku gak bisa lagi ngejalanin hubungan ini, aku gak mau nyakitin kamu lagi". Ucap gue dan pergi meninggalkan iqbaal sendiri. 

  ~~~ sesampai dikls gue duduk disamping aldi. "Ngomong apa aja sm iqbaal?". Gue menatap aldi. "Dan knp mata kamu merah gitu?". Tanya nya sekali lagi. "Kita udah putus". Jawab gue enteng. "serius?". Gak ada nada kaget sama sekali dari suara aldi. Gue menatap aldi Aneh. " Knp?". Tanya ny setelah tau gue menatap dia aneh. "Kamu gak kaget sama sekali ?". Dia menggeleng. "Enggaklah, kamu kan udah Ngasih tau aku kemarin malam". Gue mengangguk2. "Putus karena apa?" "Knp tanya yg ky begitu". Aldi mengangkat bahu. "Ya aku takut penyebab putusnya kalian aku". Gue tertegun. "Aku gak mau ya dituduh orang ke tiga dalam hubungan kalian itu hahah". Tertawa Aldi membuat gue benar2 gusar. Aldi mengusap-ngusap bahu gue, gue tersenyum dengan lembut. ~~~ "demi apa lo putus le?!!". Yaampun suara valsha ngalahin suara toak dimesjid, nyaring bgt di telinga gue. Valsha duduk disamping gue. Gue hanya bergumam. "Kok bisa ih le?". Tanya nya sambil menatap gue aneh. Gue hanya mengangkat bahu. "Ya kita gak cocok aja. Salah ya?". Skrng si valsha berjalan bolak-balik ditempatnya. "Jawaban yg aneh". Dia mikir sambil mengayun-ngayun kan tangannya. Entahlah apa yg ia lakukan "siapa yg putusin?". Ia masih penasaran dengan putusnya gue dan iqbaal. "Gue". Jawab gue dengan ogah. "Terus iqbaal terima aja sm keputusan lo itu?". Gue menggeleng. "Ya dia minta sih supaya kita gak putus tp gue tetep kekeh sm keputusam gue". Dia mengangguk2. "udah kan wawancaranya?". Tanya gue kevalsha karena gue liat dia hanya diem. Dia mengangguk. "Kekantik yuk laper nih!". 

   ~~~ "le?". gue menoleh. Aldi agak berlari menghampiri gue. Sekarang ia sudah disamping gue. "Mau pulang ya?". Aldi tersenyum. Gue mengangguk. please ya tuhan aldi tersenyum aja, detak jantung gue gak karuan gini. "Mau ikut aku gak?". Tanyanya. Kita jalan beriringan dilorong. "kemana?". "Kerumah aku". Katanya. "Kerumah kamu? Ngapain?". "Ketemu orang tua ku". "apa?!ketemu orang tua kamu?!buat apa?". Aldi tertawa kecil melihat betapa shock nya gue tadi. Gue salah tingkah. "Ayo udah ikut aja, pasti mama ku senang". Aldi tersenyum jail. 

  ~~~ kita udah didpn rumah aldi. "Km gak usah gugup gitu". Aldi mengelus atas tangan gue. "Tau gak muka gugup kamu kaya muka orang gugup mau nikah, nanti saat kita nikah kamu jangan gugup kaya gini ya". Gue langsung menatap aldi sambil melotot. Ia tertawa puas. "Ayo masuk". setelah tertawa aldi dan gue masuk kerumah. "Ma!". Teriak aldi keseluruh rumah. oh god. I'm going to die. Ternyata rumah aldi besar jg. aldi hilang entalah kemana. Gue duduk disofanya. "Ternyata mama ku lg keluar sebentar". Suara aldi tbtb muncul. Untung keluar;"). "tunggu sebentar ya, aku mau ganti baju". Gue mengangguk. "Kamu mau minum apa??". Aldi muncul kembali kali ini dia memakai baju biasa. dan satu yg paling suka dari dia saat memakai kacamata pinggiran hitam, ia terlihat lebih tampan. "Terserah kamu aja". Tbtb aja sebuah gelas berisi sirup didpn gue. "Minum dulu". Gue mengangguk. "Rumah kamu sepi bgt biasa kaya gini tiap hari?" Tanya gue. aldi ikut mengikuti gue melihat seluruh ruang tamu nya yg sangat sepi. "Yagitu, kamu tau sendiri aku anak tunggal, papah ku kerja di medan, dan mamahku sering keluar walaupun sebentar hehe". Gue mengangguk. "Le?". Tanya aldi ia benar2 disebelah gue. "Iya?". ia merapatkan duduknya. "Aku gak tau harus gimana lg, aku juga gak mau memendamnya sendirian". Aldi berhenti sejenak, gue masih menatap aldi. "Dan ini yg mau aku ucapkan....". Gue mulai merasakan jantung berdegup dengan cepat. "Aku cinta sama kamu. Demi tuhan aku gak punya niat apapun buat nyakitin kamu, permainin perasaan kamu, ini benar2 perasaan cinta ku yg tulus". Ia mengelus pipi gue. gue tersenyum. "I love you". Ia berkata tepat ditelinga gue. Gue tertegun. Sekarang muka aldi mendekat ke muka gue. Gue sangat gugup! saat gue mau membuka mulut untuk protes aldi sudah menjatuhkan duluan bibirnya di bibir gue. Dunia seakan berhenti. Hanya beberapa detik kejadian itu terjadi. Aldi menatap gue aneh, karena daritadi gue hanya diam, otak gue seakan beku. "Knp gak dibls ciuman ku?". gue hanya diem. Aldi memegang dagu gue. "Kali ini km harus bales". Otak gue berusaha mencerna kata2 yg keluar dari mulut aldi tadi tp tanpa gue tau, aldi kembali menjatuhkanlagibibirnyadiatasbibirgw. Gue baru ngerti apa yg ia maksud tadi. Gue memegang pundaknyadengang kencang, menutup mata mencoba membalasciumannya. Ada suara ketukan pintu, gue dan aldi tersadar. Kita berdua menarik diri duduk agak menjauh. "Biar aku yg buka". Jawabnya sambil mengatur nafas yg tersengal. Gue mengangguk. Yatuhan! Jadi begini rasanya berciuman dengan orang yg kita cinta, rasanya seperti....Ah !!!!!. "Siapa ini sayang?". Tbtb muncul seorang wanita sekitar berumur 30-40 an gak tau deh. Muka wanita ini terlihat mirip aldi, pasti mamanya. Gue tersenyum. "Ini lea mah teman aku". Jawab aldi."oh lea yg waktu itu kamu simpen fotonya dikamar ya?". Mama aldi tersenyum jail ke aldi melotot dan memukul lengan mamanya. Gue hanya bisa tersenyum kaku. "Tinggal dimana?". Tanya mama aldi. "Dekat-dekat sini kok tante". "Oh ya kenalin nama tante melina lea". gue mengangguk. "Punya nomor telpon?". Gue tertawa hambar. "Aku gak punya handphone tante". "Yah sayang, tante kan bisa nelpon kamu kalo misalnya aldi nakal". Tante melina menatap aldi. Aldi menampilkan muka datar. Gue sm tante melina ngobrol2 sampe aldi dicuekin.

   ~~~ "mama kamu asik juga di ajak ngobrol". Kita sudah berada didalam mobil. Dia hanya bergumam. "Aku jadi kangen ibu". Gue menunduk. ldi menatap gue lalu mengelus rambut. "Udah jangan sedih, aku bisa kok membagi mama ku ke kamu, kamu sering2 aja main kermh ku". aldi menatap gue lalu mengelus rambut gue. "Udah jangan sedih, aku bisa kok membagi mama ku ke kamu, kamu sering2 aja main kermh ku". ue hanya tersenyum. 

  ~~~ "le, tunggu sebentar, aku mohon". Iqbaal dari tadi mencoba berbicara dengan gue tp gue menjauh. "Maaf aku harus pergi ada urusan lain". Gue mencoba menjauh. gue dan aldi ada janji tadi untuk bertemu diperputakaan pada jam istirahat. iqbaal menyerah untuk tidak mengikuti gue lagi. Sampai diperpustakaan gue langsung duduk disamping aldi, kami berada diantara rak-rak sastra dan biologi. Gue hanya memandang dia sesaat dan mencoba tenggelam dalam buku. Entah kenapa gue jadi canggung buat berbicara dengan aldi karena insiden kemarin. Gue sesekali mencoba mengitip ia dari balik buku. Aldi sibuk membaca juga. "Itu apa?". anya gue karena gue melihat disamping aldi ada tupeware berwarna ungu. Aldi menoleh ke gue. "Oh ini..". Ia mengambil benda berwarna ungu itu dan menyodorkan nya ke gue. "..dari mamah ku katanya buat kamu". Gue mengambil tupeware itu dan membukanya. Wahhh isinya banyak sekali. Diwadah yg besar berisi;nasi,lauk ayam,sayuran. Diwadah yg kecil;ada 2 buah roti. Ada jg 1 kotak susu coklat dan sebotol air mineral sedang. "Bnyk bgt..". Gue menoleh ke aldi. "..semuanya buat aku nih?". Alis gue mengangkat. Aldi mengangguk. "harus dihabisin kata mama aku, kalo gak dihabisin aku yg bakal dimarahin". Gue hanya tersenyum kecil. "Mending kita makannya dipojok aja nanti ketahuan petugas perpus". Kata aldi, gue mengangguk. Kita pindah ke pojok perpustakaan, disini adalah rak-rak buku. bagian sejarah, jarang banget buat didateng siswa karena pelajaran sejarah rata-rata dibenci. Kita duduk dilantai. "Kamu mau?". Gue menawarkan aldi. Dia mengangguk. "Suapin aku ya?". Gue mencibir sesaat. "Iya". Gue menyodorkan sesuap nasi ke mulut aldi. lalu memasukan nasi kemulut gue sendiri. "Eh bentar..". Aldi memberhetikan niat gue untuk memasuki sesuap nasi. "...ada nasi". Ia menyentuh sudut bibir gue, gue menatap matanya. Saat aldi menyentuh gue pun, gue merasa kan jantung gue berdegup dengan cepat. gue mencoba untuk menelan ludah. ia menatap bibir gue dan menyentuhnya dengan tangan. Yatuhan. Gue merasakan kalau nafas aldi menyatu dengan nafas gue. Ia mulai mendekat, dekat, dan dekat. "Gak". Ia membatalkan medaratkan bibirnya lalu menatap gue aneh. gue salah tingkah. "Ini disekolah, kalau ada yg lihat bagaimana?". Aldi memutar bola matanya lalu agak menjauh dari muka gue. "Hhh ilang deh moment nya grgr kamu nolak". Aldi menampilkan muka bete. Gue mengelus pipinya sesaat lalu melajutkan makan. 

  ~~~ "can we talk?". Tanya iqbaal. Dia tbtb menghalangin gue dan aldi berjalan ke parkiran sekolah. Aldi berdiri didpn gue. "Dia gak mau ngomong sm lo, gak usah dipaksa". "Gue gak ada urusan sm lo". Jawab iqbaal ketus dan menatap gue dengan tatapan berharap. "Please le". gue menatap aldi sesaat. "Kamu bisa tunggu diparkiran di, aku mau bicara dengan iqbaal". Iqbaal tersenyum puas. "Tapi..". Protes aldi. gue tersenyum. "Hanya sebentar". Aldi menatap iqbaal kesal. "Yaudah. Aku tunggu diparkiran, ingat loh hanya sebentar". Gue mengangguk. aldi mejauh dari kita-'gue&iqbaal'. "Mau ngom..". Belum selesai gue berbicara iqbaal langsung menarik tangan gue. Kita diblkng sekolah.kita berdua duduk dibangku panjang berwarna putih. "Cepat beritahu apa yg mau kamu bicarain ke aku". Ia menoleh ke gue lalu menatap langit yg skrng sudah berubah warna menjadi orange. "Kembali padaku lea, aku mohon". Di nada terakhir yg iqbaal ucapkan agak sedikit bergetar. "Jangan pergi dari hidupku, aku sangat mencintai km le". Iqbaal meremas kedua tangan gue dengan lembut. Gue menarik kedua tangan dari genggaman iqbaal lalu tersenyum kepaksa. Ia mencoba memegang tangan gue lg, tp gue menolaknya. "jangan paksa aku baal, kamu berhak bahagia sm orang lain. Ini semua pertanda bahwa aku tidak ditakdirkan bersama kamu". Iqbaal menundukkan kepalanya. "Apa aku bisa?". Tanya nya dengan nada lelah. Gue mengangguk. "Aku yakin kamu bisa. Trust me". Iqbaal mengangguk2. gue menepuk pundaknya. "Aku harus pergi". Gue mulai menjauhi iqbaal. 

  ~~~ "ngomong apa saja sm dia?". Tanya aldi didlm mobil.gue tersenyum. "Kita berpisah dengan cara baik2". "Hah?". "Aku mencoba menyakinkan iqbaal untuk melupakan ku, dia jg berhak bahagia aku gak mau melihat iqbaal sedih trs". Jalanan kearah rumah gue mulai terlihat. "Jadi kamu masih sayang sm iqbaal?". Tanya aldi. gue tersenyum lalu menghadapkan keluar jendela mobil. "Kalo soal itu, aku memang masih sayang sama iqbaal, sebagai teman". lalu menatap aldi kembali. "Bukannya setiap orang berhak bahagia?". Tanya gue kealdi, ia hanya bisa mengangkat alis. Gue tertawa kecil. "pasti kamu gak ngerti sama ucapan ku tadi, ya kan?". Aldi mengusap tengkuk belakangnya dan memamerkan senyuman jail. "Iya". Gue hanya bisa mengeleng-gelengkan kepala.

   ~~~ sudah hampir seminggu aldi menginap dirumah gue pada saat malam hari, bukan malam hari sih tepatnya tengah malam. Dia datang selalu pukul jam 3 pagi. Hal rutin aldi sebelum kerumah gue itu bermain kermh tania. Apa yang dia lakukan dirmh tania? Kenapa harus setiap hari kermh tania? Padahalkan dia sudah sembuh dari sakitnya. Cemburu. Sial!. Gue pengen bgt nanya soal itu ke aldi tp tatapan mata lelah aldi sehabis krmh tania, membuat gue selalu mengudurkan pertayaan2 itu. "capek ya?". Tanya gue ke aldi yg skrng sedang duduk dikursi. Dia hanya tersenyum singkat. Sekarang gue melihat aldi memejamkan matanya. "Mending kamu langsung tidur dikamar aja". Aldi membuka matanya, ia berdiri , berjalan didpn gue, dia berhenti tepat didpn gue, ia menyentuh rambut gue dan membelankanginya ke telinga. "Aku tidur duluan ya". Gue tersenyum aldi memasuk kekamar gue. 

  ~~~ "lea?". Terdengar suara berat seseorang. Gue menoleh. Iqbaal. Dia terlihat kurang tidur. "Iya?". "Aku ingin bicara sm kamu". Gue mengangkat alis. "Bukannya kemaren kita sudah bicara". Dia mengangguk. "Aku tau, tp ini...". "Please baal... Kita udah gak punya hubungan apa2 lagi". "Aku tau, tp menurut ku ini terlalu kejam...". Gue menatap iqbaal kesal. "..kamu...". "Aku cariin amu daritadi". Aldi langsung menyelak pembicaraan iqbaal. Gue tersenyum lalu meninggalkan iqbaal sendirian didpn perpus. ~~~ "aku punya sesuatu buat kamu". Aldi mengeluar kado berbentuk persegi lalu menyodorkan nya ke gue. "Apa ini?". Ia tersenyum. "Buka aja". gue membuka kotak itu , ekspresi muka gue langsung berubah. Aldi tersenyum. "Kamu suka?". Gue menatap aldi. "Yaampun aldi, ini pasti harganya mahal..". Aldi membelikan gue blackberry model terbaru. "..aku gak mau menerimanya". Gue menyodorkan kado itu kealdi. aldi menahan kado untuk berada tetap ditangan gue. "Ini kado buat kamu le, aku beliin itu biar kita lebih gampang berkomunikasi terima ya. Lagipula itu uang mamaku...". Aldi memutar bola matanya. "..pas km bilang gak punya hp mamah ku tbtb ngotot pengen beliin hp buat kamu..". Gue tersenyum. Mamahnya aldi baik bgt. "..sepertinya mamah aku suka sama kamu". Aldi menatap gue. "Jadi kamu harus nerima kado itu, kalo gak mamahku bisa marah". Gue mikir. "Apa gak terlalu berlebihan?". "Menurutku enggak kok". Gue mengangguk. "Yaudah aku terima, bilang makasih ya sm mamah kamu". Aldi mengangkat alis. "Mamah ku doang? Aku enggak?". Gue tertawa. "hahah. Oke. Makasih ya aldi". Aldi tersenyum puas. "Sama-sama". Daritadi kita sudah sampai didpn rumah gue. "Aku masuk dulu ya". dia mengangguk. Gue turun dari mobil. "Seperti biasa nanti aku bakal ngenip dirumah kamu". "Iya". "Yasudah, see you". "Bye. Hati2". 

 ~~~ tbtb hp gue bergetar. Ada satu sms dari aldi. 
'hai. Lagi apa?'. Gue tertawa. 'Lagi belajar. Kamu?'. 'Aku lagi main. Kamu udah makan'. 'Sudah. Main sama siapa?'. 'Sama tania'. Oh okey tania sebenarnya gue udah tau, ya namanya juga penasaran. Hft. "Aku mau .denger suara kamu, angkat telpon ku ya'.
Satu sms aldi lagi. Gak lama ada dering hp berbunyi, gue memencet tombol hijau. 'Malam le aku gak ngerepotin kamu kan malem2 gini?'. Tanya nya dari sebrang sana. 'Enggak kok'. Dia tertawa kecil. 'Aku lagi kangen nih sm.seseorang'. Siapa?.Tania. .'oh'. 'Kamu gak mau nanya kangen sm siapa?'. 'Gak'. 'Memanya knp?'. 'Gak apa2'. 'ayolah lah le tanya aku kangen sm siapa'. Ihh ngotot bgt!. 'Oke. Memangnya kamu kangen sm siapa?'. 'Sama kamu'. Nafas gue tercekat. dia gak kangen sm tania, dia kangennya sm gue. Yatuhan!. Seketika pipi gue menghangat. 'Kamu kangen aku juga gak?'. Tanya nya. gue tersenyum malu2. Untung aldi gak bisa melihat muka gue yg merah bgt ky begini. 'iya. Aku kangen kamu juga'. Dia tertawa. 

   ~~~ gue berangkat sekolah bareng aldi seperti biasa. Sebelum berangkat gue melihat tetangga gue yg ngumpul sedang berbisik2 kearah gue&aldi. "ada apa sih le?". Aldi mengikuti apa yg gue lihat. "Enggak, yuk kita langsung berangkat aja". Aldi mengangguk.

   ~~~ "ALDI!". Suara tania memenuhi ruangan kelas gue. Aldi menoleh ke tania. "Ada apa sih tan?". Tania mendekati meja gue dan aldi. "Tugas biologi kita sekelompok ya". "Tapi tan aku udah sm lea". Aldi menatap gue sesaat lalu menatap tania lagi, tania menatap gue kesel. "Pokoknya kamu harus sama aku!". "Aku..". "Udahlah di, kamu sama tania aja, aku bisa sm yg lain". Potong gue. "Tapi...". Aldi ingin protes tp ditahan karena gue menatap dia menyakinkan kalau gue bisa mengerjakan tugas tanpa dia. Aldi menatap tania tajam. "Oke. Kita sekelompok". Tania tersemyum puas. Aldi pindah tempat duduk disamping tania. Gue duduk sendiri, tbtb ada yg duduk disamping gue. 


TUNGGU EFY PART 6 YA! @fremasiti @wearecomatecjr

Especially For You Part 4

 " Gpp kok gak usah pake gaun, kita makan dipinggir jalan aja. Aku tau selera kamu". Gue ketawa. "Aku kan bukan kamu yg suka makan direstoran mewah, cukup makan dipinggir jalan yg penting bisa kenyang haha". Gue&iqbaal ketawa. "Aku denger aldi Sakit". Udah deh males kalo tentang aldi. "Iya aku juga tau". Iqbaal ngangguk.

    ~~~ skip malem. "assalamualaikum". Ada ketukan pintu. Gue membuka pintu. "Waalaikumsalam.... Eh baal, ayo masuk". Iqbaal senyum lalu duduk diruang tamu kecil gue. "Tunggu sebentar ya, aku mau bilang ibu dulu". Iqbaal ngangguk. Gue masuk kekmr ibu. "Bu..... Aku sm iqbaal mau keluar, boleh kan?". Ibu mengangguk. "Jangan terlalu larut malam ya nak". Gue mengangguk lalu menyalimi tangan ibu. "Assalamualaikum". Kata gue. "Waalaikumsalam". Jawab ibu gue keluar kamar. "Yuk!". "Udah izinnya?". Gue ngangguk. "Udah". Gue sm iqbaal keluar dari rumah. "Nih..... Helmnya". Iqbaal mengasihkan sebuah helm lalu gue memakainya.

   ~~~ sumpah ya jujur iqbaal ganteng bgt!. Malam ini dia memakai baju tribal merah lengan panjang celana hitam, jam tangan dilengan kiri dan sepatu hitam putih ngebuat dia gantengnya overdosis bgt!. Hhhh..... Kegantengan iqbaal ngebuat cewe-cewe ditenda nasgor pinggir jalan yg kita tempati gak berpaling menatap dia. "Pakaian km rapi bgt gak kaya pakai ku". Gue hanya memakai baju bermotif garis-garis biru putih, celana blue jeans, rambut digerai. Iqbaal tersenyum. "Gak apa-apa yg penting hari ini kita senang-senang". Gue melihat meja sebelah kebetulan ada 3 cewe dari tadi dia ngomongin iqbaal. 'Eh itu cowo ganteng bgt'. 'Iya yatuhan... Jantung gue deg-degan'. 'gue gak pernah liat cowo seganteng dan secool dia!'. Gue membuang nafas. "Knp e?". Tanya iqbaal bingung. "Kamu nyadar gak dimeja sebelah daritadi natep km terus tuh". Iqbaal ikut apa yg gue tatap. 3Cewe centil tu tersenyum kedia, iqbaal membalas senyumannya. "Udahlah gak apa-apa". Iqbaal kembali senyum ke3cewe itu. "Mas ganteng namanya siapa?". Tanya salah satu cewe. Hellow~ ishh dasar centil! Rarrww!!:B. Eh bentar kok gue cemburu ya?. Haha. "Nama saya iqbaal mbak". Gak lama makan kita dateng. Selesai makan iqbaal pamit dulu lagi ke3cewe.

   ~~~ "knp ketawa gitu?". Tanya iqbaal. Gue ketawa, ntah knp lucu aja.... Ada ya cewe langsung naksir iqbaal tbtb nanya nama.... Gak malu apa:|. Kita jalan-jalan di sekitar ancol. "Lucu aja sm kejadian tadi...". Iqbaal mengernyit. "... Sepertinya semua kalangan bisa suka sm kamu....". Iqbaal ketawa. "Resiko kamu punya pacar ganteng kaya aku". Gue memukul lengan iqbaal. "Apaan sih kamu..... Bytheway ya bayangin deh 3cewe tadi aja gak suka pas kamu bilang aku ini pacar kamu... Apalagi semua cewe satu sekolah bisa-bisa mereka membunuhku!". Iqbaal ketawa. "Haha knp? Pusing ya punya pacar seganteng aku?. Hahaha!!". Gue mengangguk sambil tertawa.

    ~~~ "thx untuk hari ini ya baal aku seneng bgt!". Iqbaal mengangguk. "Kapan-kapan kita keluar lagi ya le". "Boleh tp aku punya permintaan kekamu". Iqbaal mengangkat alis. "Apa itu?". "Kalau kita dinner lagi bisa tidak muka ganteng kamu itu diganti dulu selama beberapa jam, males bnyk bgt yg ngelirik kamu". Ucap gue dengan cemburut. Iqbaal tertawa dan mengacak rambut gue. "Jadi kamu cemburu?". "Sepertinya begitu haha". Gue tertawa sampe mengeluarkan air mata. 'Sumpah ya iqbaal bisa bgt bikin ketawa gak kaya aldi...... Aldi?. Apa kabar dengan dia? Masih sakit atau lebih buruk?yatuhan knp tbtb mikirin aldi peduli bgt!'. "Kok bengong?". Iqbaal menepuk pundak gue, gue tersadar. "Eh gak kok". Iqbaal manggut2. "Oke.. Kalau gitu mending km pulang udah lumayan malam". Iqbaal tersenyum lalu menaiki, menyalakan motornya. "Aku pulang dulu". "Ok, hati-hati ya". Motor iqbaal menjauhi rumah gue.

    (Aldi part) "LEAAA!!!!". Gue melihat sekeliling kamar dan masih gelap. ternyata gue tadi mimpi buruk, napas gue terengah-engah, kening gue keluar keringat. shit! Udah 3hari gue mimpiin lea terus, sedangkan dia? Asik-asikan sama pacar barunya. Udah 3 hari juga gue gak masuk sekolah gue sakit ya! Sakit hati, gue masih belum terima apa yg lea perbuat ke gue. Tbtb perut gue terasa sangat lapar, selama beberapa hari ini gue hanya makan snack dan airputih gak ada niat buat keluar kamar ataupun makan. Gue berniat keluar kamar untuk mengambil makan. Saat membuka pintu betapa kagetnya gue ada seorang wanita yg tidur lelap di samping pintu kamar gue. "Tania?". Suara serak gue membangunkan tania. Tania berdiri. "Eh al. Akhirnya km keluar kamar juga". "ngapain km tidur disitu?". "Oh hehe. Aku tadi nunggu km didpn pintu sambil bawa makan". Gue manggut. "Muka kamu pucat al?". Tania menaruh tangannya dikening gue. "Badan km panas al? Km sakit beberapa hari ini dan km diemin aja?". Gue hanya mengangguk. "Ya ampun al". Tania melihat gue iba. "Kamu lapar? Atau kamu haus? Mau ku ambil sesuatu?". Gue tersenyum dengan kelakuan tania. "Aku lapar tan". "yasudah masuk kamar saja nanti ku ambilkan makan,minum,obat dan kopressan". Tania membantu gue untuk setengah duduk ditempat tidur. "tunggu sebentar ya al". Tania mengusap pipi kanan gue dengan lembut lalu pergi keluar kamar. 'Mungkin tuhan udah nakdirin gue dan dan lea bahagia sm pasangannya masing-masing. Memang kita gak cocok, memang kita gak pernah bisa bersatu'. "Al aku bawa makannya". gue tersenyum saat tania muncul dibalik pintu kamar. Dia duduk disamping gue. "Tadi kebetulan aku bawa bubur, masih hangat loh". Tania mengompres kening gue dengan air panas liat tiduran melihat langit-langit kamar, tania duduk disamping tempat tidur. "Aku tau kamu marah dengen kelakuan lea ke kamu kan? Lea yg km kira dia mecintai km, lea yg km kira dia gak pernah buat nyakitin km tp kenyataannya? Lea memhilangkan impian km itu al". "Sama seperti kamu dulu tan". Jawab gue membuat tania menoleh ke gue. "Aku tau, tapi skrng aku ada buat km seengaknya al". Gue membuang nafas. "Aku gak ngerti knp lea bisa memperlakukan ku seperti itu. Aku kira lea cinta sm aku haha aku bermimpi tan! Aku bermimpi buat mendapatkan hatinya. Dariawal seharusnya aku tidak mencintai dia. Aku bodoh". Gue mengambil nafas lalu tersenyum miris. "Aku terlalu dibutakan dengan cinta tan". Hening. Hanya ada suara jam yg berbunyi. "Al?". Tania memecahkan keheningan diantara kita. "Aku sayang kamu al, maaf perlakuan ku waktu itu... Aku salah! Aku salah menilai kamu". Tania mulai meneteskan airmata. Karena gue iba gue memeluk tania. "Maafin aku al". Ucap tania dalam pelukan kita. "Gak apa-apa. Setiap orang punya salah tan". Hhh...kata-kata lea:"). Gue melepaskan pelukan lalu menghapuskan airmata tania. "Seenggaknya kamu masih bisa membuat ku tertarik". Tania mengangkat alis. "Jangan pura-pura bodoh tan, km tau maksudku tadikan?". Tania tertawa kecil. "Stop talking, im going to kiss you". Secepat kilat gue mencium bibir tania. 


      ~~~ "pagi". Gue duduk diruang makan keluarga. "Loh al kok km pake baju sekolah? Km kan masih sakit". Tania duduk disamping gue. "Hari ini aku mau sekolah. Km siap-siap sana kita berangkat bareng". skip sekolah. Gue masuk kelas, semuanya pada heboh. Seperti biasa gue duduk disamping lea. Lea aja kaget pas gue duduk disampingnya. "lo udah masuk di?lah kemaren..". Tanya bastian yg masih shock. "Gak usah bahas yg kemaren, anggap aja yg kemaren-kemaren gak ada". gue senyum ke lea. "Knp liatin gue ky gitu? Lo kaget?". Lea menggeleng kepala. "Lo baik di?". Gue sekali lagi tersenyum. "Seperti yg lo lihat skrng". Lea manggut2. "Iqbaal beruntung". Ucap gue sambil menatap iqbaal, iqbaal menatap gue tajam. "Maksud lo?". "yagitu haha. Udah lah lupain". Gue mengubah tempat duduk. 

      (Lea part) skip istirahat. Kita duduk ditaman blkng. "Baal?". "Iya le?". "gak apa kok sayang haha". Dia tertawa. Dan gak lama berhenti tertawa. "Aku cinta kamu lea..... Biarkan aku mencoba membuatmu bahagia". gue liat ada keseriusan dimuka iqbaal. "Ya aku tau itu". Iqbaal langsung meluk gue, gue kaget. "Jangan pernah tinggalin aku ya le". gue hanya terpaku dipelukan iqbaal.  

   ~~~ "gue pulang bareng tania". Aldi berbicara ke bastian&kiki, sambil memasukan bukunya ke tas. seketika gue merasa kan ada yg ganjil saat aldi menyebut nama tania. Cemburu. Sial!. "Gue duluan". Aldi keluar dengan tania yg udah nunggunya didpn kelas. "Udah?". Tanya iqbaal. Gue kesadar. "Tunggu sebentar". Gue masukin buku kedalam tas lalu keluar dengan iqbaal. kita jalan mau keparkiran. "Eh aku kekamar mandi dulu ya". "Yaudah sana". Gue lari kekamar mandi. Saat gue masuk kekamar mandi ada tania sedang bercemin. Gue masuk membasuh muka diwastafel tbtb gak jadi pipis(??). "Dia udah ngebuang lo dalam hidupnya". gue menoleh ketania. "Kita bakal balik seperti dulu..". Kita berdua menatap diri kita sendiri dicermin. "Lo gak pantas buat aldi". tania menatap gue kesel. "Lo yg gak pantas!". Dia membentak gue. Gue hanya menatap dia sinis dan keluar kamar mandi. ~~~ "hey kok bengong sih ada apa?". Kita udah lg diperpustakaan. "Gak apa-apa kok". Gue gak percaya sama apa yg gue denger pas mau masuk kelas tdi. gue gak sengaja denger percakapan aldi, babas, kiki.


    'Gue mau lupain lea bas ki'. 'Loh kok gitu di? Lo kan cinta sm lea' kata kiki. 'buat apa juga gue cinta sm pacar orang? Udah gak ada gunanya ki. Gue nyerah'. Gue seperti mendegar balon meletus didekat telinga sakit bgt. 'Aldi mau lupain gue?'. Rasanya gue pengen nangis saat itu juga!.


    "Le kok bengong sih? Ada masalah ya?". Iqbaal menyadarkan gue. "Gak kok serius". "Bohong. Mata km merah, habis nangis? Knp sih? Cerita aja aku kan pacar kamu". Gue diem sejenak. "serius gak apa-apa kok". Gue tersenyum dengan manis. ~~~ "nih uang lo". Gue ngasih amplop isi uang 500rb yg gue pernah pinjam kealdi. "apaan nih?". Katanya. "Uang lo yg pernah gue pinjem buat beli obat nyokap gue". Aldi ngangguk. "Gak usah dibalikin jg gak apa-apa le". "gue gak mau berhutang budi sm orang". Gue menaruh amplop itu disaku kemeja aldi. "Gue duluan". Yang tidak gue harapkan datang, aldi memegang pergelangan tangan gue, gue menatap tangan dia yg menyentuh gue lalu menatap mata aldi. "Jangan pergi". Matanya berubah menjadi sedih. Gue gak bisa bergerak, bola mata hitam miliknya menatap fokus ke gue. Apa yg telah gue lakukan sm cowok ini?. Knp dia terlihat sangat sedih dan menderita?. "Sulit rasanya buat lupain kamu dari memori otak ku, kamu gak tau apa yg ku rasakan lea". Dia mengambil nafas sejenak. "Aku capek le! Aku gak bisa hidup tanpa kamu, a-aku sangat mencintai kamu lea". Mata gue mulai berkaca-kaca. gue menunduk lalu melepaskan tangan gue dari genggamannya. "Maaf gue harus buru-buru". Gue jalan beberapa langkah. "Aku mohon le". gue berhenti jalan. Please jangan menoleh.. Please. Gue menoleh. "Aku minta maaf di, semuanya terlalu sulit untukku". Gue kembali jalan. "hey daritadi aku mencari kamu". Tbtb iqbaal ada disamping gue. Buru-buru gue menghapus airmata. "Eh baal". Gue tersenyum kecut. "kemana aja?". Katanya. Gue mikir sejenak. "Jalan-jalan". Iqbaal manggut2. "Kita ke kantin yuk?". Gue menggeleng. "Aku pengen disini". iqbaal natep gue lalu mengangkat alis. "Seperti nya hari ini kamu rada sensitif ya?". Dia ngajak gue bercanda atau gimana?. Gue diem. gue merasa kalau hari ini ada yg aneh, ada yg hilang. "Ngelamun lagi ternyata, tiada hari tanpa melamun ya le?". Katanya membuat gue menoleh. "Akhir-akhir ini aku sering ngelamun ya baal?". Iqbaal mengangguk. "Yap! Knp sih? Ada masalah dirumah?". Gue menggeleng. "terus?". Gue mikir sejenak. "Aku merasa hari ini.... Ada yg aneh". "Aneh?maksud kamu?". Ia bertanya balik. "Emm... Udahlah lupain aja". "aku penasaran....". Ia tersenyum jail ke gue. Gue dorong aja kepalanya pelan. "Jangan melihat ku seperti itu!". Kita berdua tertawa. 

    ~~~ kita lagi didalam kelas, belajar lebih tepatnya. Hari ini pelajaran pak bambang. Hft. "Lea". Tbtb pak bambang masuk dan memanggil nama gue. "Ya pak?". Sahut gue. "Bisa ikut bapak keluar". Semua anak skrng menatap gue. "Y-ya bisa pak". Gue berdiri mengikuti pak bambang jalan, sebelum keluar kelas gue menatap iqbaal, ia sama cemas nya kaya gue. "Ada apa ya pak?". Kita berdua sampe didpn ruang kepsek. "Kamu dipanggil bapak kepala sekolah lea". Gue kaget. "Memangnya saya salah apa pak? Soal Beasiswa?". Pak bambang menepuk pundak gue. "Bapak juga gak tau lea, mending kamu masuk aja". Gue mengangguk lalu memegang handle pintu. Tarik nafas. Buang. "Ya bapak memanggil saya?". Pak tedi menatap gue iba lalu tersenyum. "Iya. Silahkan duduk le". Gue mengangguk lalu duduk didpn kepsek. "gini le.....". Gue deg-degan bgt!. "...bapak cuman mau ngasih tau". Gue mengangkat alis. "Soal beasiswa? Pak kasih saya---". "Bukan soal itu lea. Ini soal ibu kamu". "Ibu saya knp pak?". Gue mulai panik. Pak tedi menatap gue sedih. "Ibu kamu meninggal le, bapak di beri tahu rumah sakit barusan". Gue kaget, shock! Atau apapun itu. "Bapak bercanda kan? Ibu saya ada dirumah kok tadi pagi saya masih bisa pamit ke dia. Bilang kalau bapak bercanda?". Gue mulai meneteskan airmata. "Bapak serius lea, kalau kamu mau kerumah tempat ibu kamu disana, bapak izin kan kamu pulang lebih awal". Gue menatap pak tedi gak percaya dan keluar ruang kepsek. Gue lari ke kelas. Semua anak menatap gue aneh karena menangis. "Le. Knp?". Tanya iqbaal saat gue menatapnya. Gue buru-buru ambil tas dan keluar. Iqbaal, aldi, mengikuti diblkng gue. Iqbaal memegang pergelengan gue. Gue menatap dua lelaki itu. "Ada apa sih?". Iqbaal kembali bertanya. "Ibu aku baal... Aku harus pulang". Gue kembali terisak. "Knp sm nyokap lo?". Skrng aldi yg bertanya. "Nyokap gue meninggal!". Iqbaal dan aldi kaget. "Aku mau pulang". Gue menatap gue lelaki itu. Mereka malah saling menatap. "Biar ku antar pulang". gue menatap aldi. "Gue duluan di". "Oh okey. Nanti gue sm anak2 nyusul". Iqbaal mengangguk. "Gue nitip tas dikelas, sm minta izinin sm pak bambang". "Okey". Gue dan iqbaal meninggalkan aldi. Kita jalan keparkir, didalam mobil gue hanya menangis. "Sudah jangan nangis orang modar-mandir masuk. Gue masuk kedalam rumah dengan iqbaal. Bersimpuh didpn jenazah ibu. "Ibu ini lea! Ibu bangun! Ibu bangun! qbaal menahan tangan gue agar tidak menggucangkan ibu. "Udah le". "Sudah nak lea". Ibu yg disamping gue juga menenangkan gue. gue benar-benar sedih!. Skrng gue gak punya siapa-siapa. Ibu meninggal, ayah? Ninggalin gue begitu aja pas ibu divonis penyakit paru2. "aku udah gak punya siapa-siapa lagi baal". Gue nunduk sambil ngusap foto ibu. "Kamu masih punya aku le, masih punya temen-temen". Gue menggeleng. "Aku hidup sendiri sekarang... Aku... Tuhan gak adil!". Gue membanting foto. "Lea.. Kamu gak boleh begitu". Skrng gue menatap mata iqbaal. "Kamu gak merasakan kehilangan seseorang yg kamu sayang kan?!.". Iqbaal diem. "Ayah jahat! Laki-laki itu berengsek! Ayah janji waktu itu mau pulang setelah dapet uang buat berobaf ibu. Skrng? Ilang gak tau kemana. Ayah cuman buat aku sm ibu menderita!. Ini knp masalahnya aku gak suka sm laki-laki?! Sifat Laki-laki itu berengsek, menyakiti hati perempuan membuat nangis perempuan. Mereka? Hanya bersenang2". "Tidak semua lelaki seperti itu le". Gue menatap tajam iqbaal. "Mending kamu keluar dari rumahku dan pergi!". Iqbaal menatap gue gak percaya. "Tapi le...". "Pergi!!". Dia sempet melihat gue sedih dan keluar. gue kembali duduk ditepi tempat tidur dan menutup muka dengan kedua tangan,menangis. 'Knp menjadi seperti ini?kenapa?!!!'. Gue menangis sampe malam. Dirumah sangat sepi. "Lea?". Ada yg mengetuk pintu rumah gue. Siapa sih?!. Gue ogah-ogahan keluar dari kamar dan membuka pintu. Aldi. Dia membawa bunga gitu. "Eh di, masuk". Gue senyum dan mempesilahkan masuk. "Yg lain mana?". Tanya gue setelah membuat air dan menaruhnya didpn aldi. "Gak bisa dateng. Mereka juga minta maaf katanya". Gue mengangguk. "Eh... Ini ada bunga buat lo... Gue turut berduka cita ya". Gue menerimanya dan tersenyum. "Makasih". Aldi tersenyum. "Mata lo bengkak le". Gue membuang muka ke aldi. "I-iya. Kebanyakan nangis". Tbtb aja aldi mengambil beberapa rambut gue yg jatuh ke blkng telinga. "Jangan terlalu banyak nangis le kasian airmata lo". Gue masih menghindari bolamata aldi. "Lo masih punya gue, babas,kiki, valsha dan terutama iqbaal orang yg lo cinta". Gue langsung menoleh kealdi, dia tersenyum dan melanjutkan kalimatnya. "jadi lo gak usah merasa kesepian ya". Dia mengusap atas kepala gue. "Makasih di". Selama beberapa menit kita diem-dieman. "Kayanya gue harus pulang deh". aldi berdiri, baru mau jalan gue sudah menahannya pergi. "Jangan pergi di". Aldi menoleh. "Em... Maksud gue lo jangan buru-buru pulang". gue berusaha tersenyum agar tidak kelihatan gugup. "Lo mencegah gue pergi?". Katanya. Gue mengangguk. "Coba katakan sekali lagi". gue menatap tepat kebola matanya. "Jangan pergi. I need you here". Dia tersenyum puas. "Oke. Gue gak bakal pergi, berarti malam ini gue nginep dirmh lo". Gue mengangguk. Aldi kembali duduk disamping gue. Gue menelan ludah, yatuhan knp jadi gugup begini?. "Lo lo..". "Ya?". Aldi mengangkat alis ke gue. "G-gak jadi". Aldi mengangguk dan tiba-tiba aja dia senyum2 sendiri. Gue menunduk, eh dia mengangkat dagu gue. Mata kita bertemu. "Jangan nunduk gitu dong le, gue gak bisa liat bolamata lo". Aldi mengelus pipi kanan gue. gue tersenyum ke aldi. "Lo bener-bener bikin gue ngerasa beda le kalo ada didekat lo gue itu merasa--". "Sempurna". Lanjut gue. Aldi tersenyum lalu mengangguk. "Iya. Lo..... Segalanya buat gue.". Gue tersenyum malu. "Ahhh.... Iya gue lupa lo kan udah punya pacar". senyum gue seketika memudar dan aldi menjaga jarak dari gue. Nyesek. Gue pengen nangis. "Jangan....". Kata gue menahan isakan nangis. aldi menatap gue bingung. Gue memberanikan menatap aldi, air mata gue terus mendesak keluar. "Jangan menjauh seperti itu.... Jangan menjauh dari gue di. Jangan juga lupain gue dari memori otak lo". Gue menunduk skrng gue gak berani menatap matanya. "Kok tbtb lo ngomong gitu sih le?". Tanya aldi. "Gue... Gue denger lo mau ngelupain tentang kita dan gue". Mata aldi terbelak-belak. "Kata siapa?". tanya aldi lagi, skrng dia gelagapan. "Kata elo, gue denger tadi pagi disekolah". Aldi kaget, terus tersenyum. "Aku sempet berpikir buat lupain kamu, tapi aku bingung caranya gimana le. Aku bingung caranya buat berhentiin perasaan aneh ini ke kamu". Aldi berhenti sejenak. "Satu hal lea..... Aku mencintai kamu, aku bakal menunggu, menunggu disini. Sampai kamu benar-benar membutuhkanku". aku--- aku terlalu bodoh di". Jawab gue sambil mengusap muka dengan kedua tangan. "Tidak seharusnya seperti, tidak seharusnya aku  untuk dipelajari lea, cinta datang dengan sendirinya". Gue menatap aldi dan tersenyum, ia menghapus air mata gue. "Ahh... Sudahku bilang jangan menangis terus, kasian air mata kamu lea". Gue menghapus airmata dengan kasar. "Makasih aldi". "Untuk apa?". "Untuk semuanya". Aldi tersenyum. "Kapan ya kira-kira aku bisa meminta kamu menjadi pacar ku?". Gue tau dia hanya bergurau. "Hahaha". "aku serius le". Sekarang ia menatap gue serius. Gue hanya mengangkat bahu. "Apa kamu udah....". Dia menyatukan tangan kiri dan kanan yg artinya itu berciuman. Mata gue melotot, kaget. "Apa?! Kamu gila?!! Tidak, aku tidak pernah berciuman". Aldi tertawa kecil. "knp malah ketawa?". "Lucu aja sm ekspresi kamu tadi btw muka kamu merah le". Yatuhan?!. Gue langsung menutup muka dengan tangan. "ahhh!! Jangan melihat ku!! Aku berani taruhan muka ku pasti aneh saat merah". Ucap gue. Aldi masih tertawa lalu memegang kedua Tangan gue untuk membuka wajah, skrng gue bisa melihat muka aldi . "Jangan menutup muka kamu, aku gak bisa liat bola mata coklat indah kamu itu". Dia memuji ku? Atau ingin membuat ku malu?. "Tolong sedikit menjauh di". Muka aldi dan gue sangat dekat. "Memangnya knp? Kamu merasa gak nyaman berbicara sedekat ini dengan aku?". Aldi mengunci padangannya ia benar2 menatap bola mata gue. Gue gugup, gusar, terpaku. Lidah gue kelu, badan gue membeku. 

   (Aldi part) "Knp kamu tidak menjawab? Kamu gak suka?". Tanya gue. Dia hanya diem. Gue membetulkan rambutnya menjadi kebelakang telinga. Dia tersenyum. Senyumamnya yg gue suka dari dia. Gue melihat muka, beralih ke alisnya, lalu kematanya, lalu hidungnya dan terakhir ke bibirnya. Bibir lea tipis, kecil, berwarna merah mudah. yatuhan.... Rasa ingin bgt mencium bibir itu. Apa yg gue pikirkan?!. Gue agak menjauh dari lea sebelum akal sehat gue hilang, dia tersadar. "Mending kamu tidur le". dia mengangguk. "Ya. Lalu km tidur dimana?". "A-aku disini tidurnya gpp kok". "Oke. Selamat tidur". Katanya, gue tersenyum. Ia hilang dibalik pintu. 

   ~~~ hoamm... Gue membuka mata, tbtb aja gue melihat lea dia sedang serius menatap gue tidur "morning sleepyhead!". lea tersenyum dan lalu kedapur gue ngikutinnya diblkng dapur. "Apa yg mau kamu lakuin le didapur?". "Masak". Ia mengambil sesuatu dari kulkas, sepertinya sayuran, entahlah gue gak tau itu apa. tidak lama dia memotong sayuran itu, memasaknya. Dia sangat mahir memegang pisau dan juga mahir memasak. "Ada yg bisa aku bantu?". Tanya gue akhirnya karena gak enak dari tadi hanya melihat lea. dia menggeleng. "Tidak usah, aku terbiasa memasak sendiri, kamu tunggu jadinya aja ya". Gue mengangguk dan duduk dimeja kecil, disitu hanya ada 2kursi. Dapur lea sederhana, kulkas berukuran sedang berwarna putih, kompor, tempat untuk menaruh piring&gelas, tempat untuk menaruh bumbu dapur, dan lain. "Nih". Ia mengasihkan gue sayur, entahlah namanya apa?-_-. "Dikulkas ku hanya ada sayur bayam maaf ya". Gue mengangguk, dia duduk didpn gue. "Ayo coba!". Katanya. Gue mengambil sendok dan mencicipi kuah bayam tersebut. "enak bgt!". Gue mengomentari hasil masakan lea. "Hehe". Dia tertawa malu. Gue kembali melanjutkan makan. 

  (Lea Part)  "ternyata sedang asik asikan kalian berdua". Itu bukan suara aldi atau pun gue. Itu suara?. Gue menoleh. Iqbaal. "Eh baal, masuk". Kata gue. Iqbaal duduk disamping aldi. Hening. Kita malah saling menatap. "Ahhh...". Aldi berdiri. Gue menatap aldi. "Gue pulang deh ya le". Gue memegang tangan aldi. "Eh jangan". Aldi menatap iqbaal. Iqbaal cuman liatin kita. "Disini aja dulu jangan pulang hehe". Aldi tersenyum. "Aku takut mamaku nanyain le". Gue melepaskan genggaman tangan gue ke aldi. "Oh oke". Aldi ngangguk lalu memukul pelan pudak iqbaal. "Gue duluan bro".  Aldi keluar meninggalkan gue dan iqbaal disini berdua. Gue merapatkan duduk ke iqbaal. "Km gak marah sm aku?". Tanya gue. iqbaal mengangkat alis, membuat alis seperti menyatu. "Marah kenapa?". Yaampun dia malah nanya balik. "Itu yg kemarin aku ngusir km". dia tertawa. Apa yang dia tertawa kan?. "Aku gak bakal marah kali, aku ngertiin, kamu kan kemarin lagi sedih". Gue mengangguk. "Aldi udah dari kapan kesini?". Gue memalingkan wajah. "Ahhh dia menginap dirumah aku tadi malam". Ekspresi iqbaal adalah kaget. "Apa?!". "apa yg dia lakukan ke kamu?!". Tanya sekali lagi. Gue memasang muka datar. "Cuman tidur doang, lagi pula aku yg meminta dia untuk tidur disini". "Oh jadi kamu ngusir ku kemarin untuk meminta aldi menginap dirumah kamu, biar aku gak ganggu kalian?! Biar kamu menyalahkan aku?!". Dia sekeranh benar-benar emosi, kalau kaya begini mending gue menghindar. "Terserah". Gue sudah memegang handle pintu kamar. "Tunggu!". Dia memegang tangan gue dengan keras. Gue menatap matanya. "Mau apalagi? Masih mau marah sm aku?". Dia menatap mata gue. Gue mengangkat alis. Dia melepas pergelangan tangannya dari gue dengan cepat. "Aku mulai tersiksa sm ini semua le". gue masih diam, karena gue yakin dia mau melanjutkan kalimatnya. "Bisa gak sih kamu serius dikit? Serius sm hubungan ini, dari semua hal yg km lakukan dengan aldi. Aku cemburu le!. Kamu lebih membutuhkan dia ketimbang aku, mata kamu lebih hidup saat melihatnya, km terlihat lebih bahagia. Kamu lebih...". "Stop! Bisa gak sih gak usah ngebahas ini? Km gak lihat aku masih sedih sm kepergian ibu ku dengan cara kamu ngomong tadi membuat ku merasa tambah sedih baal". Iqbaal diem, gue langsung masuk kamar dan membanting pintunya. gue duduk ditepi tempat tidur dan menutup muka dengan tangan. Gak adil!. Iqbaal mau nya apa sih?. Dikit-dikit cemburu, dikit dikit marah, ahhh!!. Gue denger diluar kamar ada suara orang bnyk gitu. Suaranya anak2. Gak lama ada ketukan dipintu kamar gue. "Le?". suaranya valsha. Gue menghapus airmata dan membuka pintu. Valsha sedang tersenyum ke gue. Gue langsung memeluknya. "Maaf ya le gue sm anak-anak baru pada dateng". Gak semuanya dateng. Ada valsha, babas, kiki, raffi ketua kelas gue, andin bendahara gue dan tentunya pak bambang walikelas gue. Gue keluar kamar dan menemui mereka. Daritadi gue gak memperhatikan iqbaal. Skip. "Le?". Tanya iqbaal. "sha aldi mana?". Gue mengabaikan pertayaan iqbaal. Valsha mengangkat alis. Gue menatap dia serius. "Oh dia.. Gak tau deh le. Knp?". "gue kangen aldi". Jawab gue dengan enteng tanpa melirik iqbaal yg gue tau mukanya langsung bete setengah mati. "Hai semuanya". tbtb terdengar suara seseorang. Gue, iqbaal, valsha menoleh kearah pintu. Aldi. "Eh ada valsha". Aldi menatap valsha lalu tersenyum ke gue. "Hai le". Lalu ia menatap iqbaal. "Hai bro, blm pulang jg lo?". Iqbaal memutar bola matanya. "Lo sendiri ngapain kesini?". "main aja". Aldi duduk disamping valsha. Valsha berdiri. "Aduh le maaf ya gak bisa nemenin lama-lama. Gue harus pulang, kasian nyokap". gue tersenyum dan mengangguk. "Gak apa-apa sha. Gue anter sampe dpn gang ya". Valsha menggeleng. "Gak usah". "Serius nih?". Tanya gue. valsha mengangguk. Gue tersenyum. "Yaudah". Gue dan valsha cipika-cipiki. "Gue duluan baal, di". Valsha menatap bergantian iqbaal dan aldi. Mereka berdua tersenyum. Valsha menghilang dibalik gang rmh gue. Gue kembali masuk, suasana hening. "Mau minum apa?". Tanya gue ke iqbaal dan aldi. Aldi tersenyum. "Terserah aja". gue mengangguk lalu menatap iqbaal, yang sedaritadi menutup mulutnya. "kamu mau minum apa baal?". Tanya gue, karena dia daritadi hanya menatap gue saja. "Teh aja". Jawabnya dengan muka super bete. "Oke". gue berjalan memasuki dapur dan gak lama balik lagi. Betapa kagetnya gue Ternyata aldi udah tergeletak dilantai rmh gue sambil memegang sebelah bibirnya yg sobek. 

   (Aldi part) lea kedapur. Gue sm iqbaal tatap-tatapan. "Maksud lo apa sih?". Tanya iqbaal dengan nada tinggi. Gue gak suka sm nadanya yg tinggi itu, tp gue coba buat nahan amarah. "Maksud lo?". Jawab gue dengan tenang. Gak ada angin, gak ada hujan tbtb iqbaal nonjok gue. Gue jatuh dilantai. Gue pengen bls tapi gue gak tega, dia sahabat gue. Jadi gue biarkan dia memukul gue sesukanya. "Aldi iqbaal!". Saat mendengar suara lea, iqbaal berhenti menonjok gue. Lea membantu gue berdiri. "Kamu gila baal?!". Iqbaal membetulkan kerah bajunya. "Dia pantes mendapatkan itu". Iqbaal menatap aldi sinis. "Kamu gak apa2 aldi?. tangan lea menyentuh sudut bibir gue yg terluka. "Gak apa2 kok le". Lea tersenyum ke gue. "Kita harus bicara!". Iqbaal menarik tangan lea. 

  (Iqbaal part) diluar teras lea. Kita sempet diem-dieman. "Aldi sepertinya berharga ya buat kamu?". Tanya gue. Lea tertegun. "ma-maksud kamu apa sih?". Suara lea agaj sedikit bergetar. Gue tersenyum sinis. "Tidak usah berpura-pura bodoh lea. Aku tau kamu mencintai aldi. Kamu--". "Aku gak cinta sm al--". Dia langsung memotong pembicaraan gue. "Kamu gak capek le ngebohongin diri sendiri mulu. Kamu tau? Karena sifat ngebohongin hati diri sendiri km itu gak hanya km yg tersakiti, aku dan aldi juga le. Kamu selalu aja bohong, bohong, bohong sm perasaan itu!. Kamu gak pernah mau berbicara sedikitpun tntng apa yg kamu rasakan sm aku. Saat aku melihat mata km bohong, malah aku yg sepertinya bersalah, aku merasa telah mengekang kamu. Mata sedih kamu benar2 terpancar saat bersama ku beda dengan kamu berada disamping aldi". Lea mendesah nafasnya. "Mending kamu pulang baal". Kata lea dengan dingin. "Apa?". kata gue dengan sedikit kaget. Mata kita bertemu. Mata lelah lea, mata sedih lea. Hhh. "Mending km jernihin otak km dulu, aku gak suka atas apa yg km bilang. Dan satu aku gak suka km pukul aldi tanpa alasan yg jelas". Lea masuk kedalam rumahnya. Gue mematung sejenak lalu mulai menjauh dari rmh itu. 

  (Lea part) selalu aja. Selalu. Gue duduk disamping aldi. Lalu menatap lukanya. "Tunggu sebentar ya". gak lama gue balik lg dengan sapu tangan, baskom kecil berisi air. Gue masukin sapu tangan kedalam baskom, memerasnya. Lalu perlahan menaruhnya diatas memar biru dipipi dan sudut bibirnya. Aldi mengerang kesakitan. "Maaf. Sakit ya?". Aldi menggeleng. Gue kembali sapu tangan itu diluka aldi. Ia kembali merasa kesakitan, aldi meremas tangan gue pelan. "Pelan-pelan le". Gue mengangguk. "Gue em maksudnya aku minta maaf ya iqbaal tadi pukul kamu". Aldi melihat gue dengan ekor matanya lalu tersenyum dengan lembut. Ohmaygod. "gak apa2 le". Katanya. "Eh tapi tadi aku gak sengaja denger kok iqbaal nyebut nama aku?". Sekarang lelaki itu mengangkat sebelah alisnya. "Apa aku menganggu hubungan kalian?". Gue menggeleng. "Tidak. Udah gak usah dipikirin soal itu". Gue bangkit dari duduk lalu berencana ingin kedapur tetapi tbtb saja aldi memegang pergelengan tangan gue, gue menoleh ke dia. Gue yg tadinya ingin berbicara mengapa ia menahan gue pergi tbtb buyar karena tatapan matanya yang seketika membuat tenggorokan gue kering dan jantung gue berdetak tidak karuan. "Mau kemana?". Katanya. Gue masih terdiam, ia tertawa kecil. "Kenapa menatap ku aneh seperti itu? Ada yg dengan mata aku ya?". Gue tersadar. "Aaaa... Emm...". Aduh salah tingkah nih. Aldi tertawa dengan lucunya. Gue menunduk malu. aldi memegang dagu gue dan mengarahkan tepat didpn mukanya. "Aku paling tidak suka saat kamu menundukkan kepala". Gue mengangkat alis tidak mengerti apa yg dimaksud aldi. Aldi membelai rambut gue. "Karena pada saat kamu nunduk aku gak bisa liat mata kamu, mata coklat yg aku sukai dari kamu". Aldi menyentuh ujung hidung gue, gue mengernyit lalu tersenyum. "Aku lapar le, masakan aku makanan mau?". Gue mengangguk. "Tunggu sini ya". "Tidak aku ingin ikut". Gue mengangguk, kita beriringan kedapur, aldi duduk dimeja makan memerhatikan gue didapur dengan tertarik. 

  (Aldi part) "le?". Tanya gue setelah kita selesai makan. Ia menatap gue balik tanda bawah ia mendegarkan gue. "Malam ini aku nginep lagi nih?". Ia berhenti melakukan mencuci piring lalu menoleh. "Iya, temani aku". Gue mengangguk dan masih sibuk memerhatikan lea. Lea selesai membersihkan piring, gelas lalu menaruh ditempatnya. Ia mengeringkan tangannya dengan lap lalu menghampiri gue , duduk didpn gue. Ia menaruh dagu nya diatas tangan kanan yg bertumpu dan tersenyum. seandai bisa setiap hari seperti ini, gue akan sangat bahagia. Seandainya juga nanti gue dan lea menikah. *gue mikir apa?!*. "Mataku ada kotorannya ya? Hahaha". Mata lea terbelalak. Gue tertawa. "Abis km ngeliat aku aneh bgt deh, senyum2 sendiri. Knp sih?". lea narik tangan gue keruang tamu dpn. Kita duduk berdampingan. "Aku mau curhat sm kamu boleh?". Tbtb ia berbicara, gue menatapnya. gue mengangguk dan menyiapkan kuping untuk mendegarkan curhatan hati lea. Saat lea bercerita gue menangkap raut wajahnya sedih bercampur lelah. Gue hanya mengangguk2. "Kamu tau yg ku rasakan sekarang?". Tanya nya setelah menghapus air mata. Gue menggeleng. dia menghela nafas. "Aku merasa sangat bersalah". Gue mengangkat alis. "Bersalah? Maksudmu?". Ia mengangguk lalu membelakang rambutnya ditelinga. "Bersalah karena nyakitin hatiku dan orang yg ku sayang. Ini akibat kecerobohanku saat mengambil keputusan". Lea meremas celananya hingga jari-jarinya memutih. Gue memegang tangan atas lea lalu mengelusnya. "Itu bukan salah kamu lea, ini udah jalan tuhan". "Tuhan?". Tbtb lea memotong pembicaraan gue. "Aku gak ngerti sm jalan tuhan yg satu ini, ini terlalu nyakitin bgt tuhan gak bakal ngasih ujian terlalu berat buat hambanya, ini bukan jalan tuhan menurutku!.". Air mata lea semakin deras turun. "maafin aku aldi udah nyakitin kamu". Suara lea bergetar. Gue tersenyum dengan lembut. "Aku udah maafin kamu dari dulu2 kok, gak usah merasa bersalah terus". Gue menghapus air matanya lalu mengelus rambutnya. "Makasih". Dia mulai tersenyum. "Aku bakal menyelesaikan semua secara baik2 dengan iqbaal". Gue memberhentikan membelai rambut lea dan menatap dia serius. "Maksud kamu putus?". Dia mengangguk. "Iya, itu cara yg terbaik, biar gak ada pihak saling menyakiti lagi". Gue mengangguk. Tiba2 aja hp gue bergetar, gue mengambil hp disaku celana dan menatap layar hp dengan alis terangkat. 'Tante ristia(mamanya tania)'. "Knp di?". Tanya lea. Gue menggeleng. "Gak apa2. Sebentar ya". Gue agak menjauh dari lea lalu mengangkat telpon. "Halo tante?". "Aldi?". "Ya tante ada apa?".


TUNGGU EFY PART 5 YA!!^^