Kamis, 10 Oktober 2013

Especially For You Part 4

 " Gpp kok gak usah pake gaun, kita makan dipinggir jalan aja. Aku tau selera kamu". Gue ketawa. "Aku kan bukan kamu yg suka makan direstoran mewah, cukup makan dipinggir jalan yg penting bisa kenyang haha". Gue&iqbaal ketawa. "Aku denger aldi Sakit". Udah deh males kalo tentang aldi. "Iya aku juga tau". Iqbaal ngangguk.

    ~~~ skip malem. "assalamualaikum". Ada ketukan pintu. Gue membuka pintu. "Waalaikumsalam.... Eh baal, ayo masuk". Iqbaal senyum lalu duduk diruang tamu kecil gue. "Tunggu sebentar ya, aku mau bilang ibu dulu". Iqbaal ngangguk. Gue masuk kekmr ibu. "Bu..... Aku sm iqbaal mau keluar, boleh kan?". Ibu mengangguk. "Jangan terlalu larut malam ya nak". Gue mengangguk lalu menyalimi tangan ibu. "Assalamualaikum". Kata gue. "Waalaikumsalam". Jawab ibu gue keluar kamar. "Yuk!". "Udah izinnya?". Gue ngangguk. "Udah". Gue sm iqbaal keluar dari rumah. "Nih..... Helmnya". Iqbaal mengasihkan sebuah helm lalu gue memakainya.

   ~~~ sumpah ya jujur iqbaal ganteng bgt!. Malam ini dia memakai baju tribal merah lengan panjang celana hitam, jam tangan dilengan kiri dan sepatu hitam putih ngebuat dia gantengnya overdosis bgt!. Hhhh..... Kegantengan iqbaal ngebuat cewe-cewe ditenda nasgor pinggir jalan yg kita tempati gak berpaling menatap dia. "Pakaian km rapi bgt gak kaya pakai ku". Gue hanya memakai baju bermotif garis-garis biru putih, celana blue jeans, rambut digerai. Iqbaal tersenyum. "Gak apa-apa yg penting hari ini kita senang-senang". Gue melihat meja sebelah kebetulan ada 3 cewe dari tadi dia ngomongin iqbaal. 'Eh itu cowo ganteng bgt'. 'Iya yatuhan... Jantung gue deg-degan'. 'gue gak pernah liat cowo seganteng dan secool dia!'. Gue membuang nafas. "Knp e?". Tanya iqbaal bingung. "Kamu nyadar gak dimeja sebelah daritadi natep km terus tuh". Iqbaal ikut apa yg gue tatap. 3Cewe centil tu tersenyum kedia, iqbaal membalas senyumannya. "Udahlah gak apa-apa". Iqbaal kembali senyum ke3cewe itu. "Mas ganteng namanya siapa?". Tanya salah satu cewe. Hellow~ ishh dasar centil! Rarrww!!:B. Eh bentar kok gue cemburu ya?. Haha. "Nama saya iqbaal mbak". Gak lama makan kita dateng. Selesai makan iqbaal pamit dulu lagi ke3cewe.

   ~~~ "knp ketawa gitu?". Tanya iqbaal. Gue ketawa, ntah knp lucu aja.... Ada ya cewe langsung naksir iqbaal tbtb nanya nama.... Gak malu apa:|. Kita jalan-jalan di sekitar ancol. "Lucu aja sm kejadian tadi...". Iqbaal mengernyit. "... Sepertinya semua kalangan bisa suka sm kamu....". Iqbaal ketawa. "Resiko kamu punya pacar ganteng kaya aku". Gue memukul lengan iqbaal. "Apaan sih kamu..... Bytheway ya bayangin deh 3cewe tadi aja gak suka pas kamu bilang aku ini pacar kamu... Apalagi semua cewe satu sekolah bisa-bisa mereka membunuhku!". Iqbaal ketawa. "Haha knp? Pusing ya punya pacar seganteng aku?. Hahaha!!". Gue mengangguk sambil tertawa.

    ~~~ "thx untuk hari ini ya baal aku seneng bgt!". Iqbaal mengangguk. "Kapan-kapan kita keluar lagi ya le". "Boleh tp aku punya permintaan kekamu". Iqbaal mengangkat alis. "Apa itu?". "Kalau kita dinner lagi bisa tidak muka ganteng kamu itu diganti dulu selama beberapa jam, males bnyk bgt yg ngelirik kamu". Ucap gue dengan cemburut. Iqbaal tertawa dan mengacak rambut gue. "Jadi kamu cemburu?". "Sepertinya begitu haha". Gue tertawa sampe mengeluarkan air mata. 'Sumpah ya iqbaal bisa bgt bikin ketawa gak kaya aldi...... Aldi?. Apa kabar dengan dia? Masih sakit atau lebih buruk?yatuhan knp tbtb mikirin aldi peduli bgt!'. "Kok bengong?". Iqbaal menepuk pundak gue, gue tersadar. "Eh gak kok". Iqbaal manggut2. "Oke.. Kalau gitu mending km pulang udah lumayan malam". Iqbaal tersenyum lalu menaiki, menyalakan motornya. "Aku pulang dulu". "Ok, hati-hati ya". Motor iqbaal menjauhi rumah gue.

    (Aldi part) "LEAAA!!!!". Gue melihat sekeliling kamar dan masih gelap. ternyata gue tadi mimpi buruk, napas gue terengah-engah, kening gue keluar keringat. shit! Udah 3hari gue mimpiin lea terus, sedangkan dia? Asik-asikan sama pacar barunya. Udah 3 hari juga gue gak masuk sekolah gue sakit ya! Sakit hati, gue masih belum terima apa yg lea perbuat ke gue. Tbtb perut gue terasa sangat lapar, selama beberapa hari ini gue hanya makan snack dan airputih gak ada niat buat keluar kamar ataupun makan. Gue berniat keluar kamar untuk mengambil makan. Saat membuka pintu betapa kagetnya gue ada seorang wanita yg tidur lelap di samping pintu kamar gue. "Tania?". Suara serak gue membangunkan tania. Tania berdiri. "Eh al. Akhirnya km keluar kamar juga". "ngapain km tidur disitu?". "Oh hehe. Aku tadi nunggu km didpn pintu sambil bawa makan". Gue manggut. "Muka kamu pucat al?". Tania menaruh tangannya dikening gue. "Badan km panas al? Km sakit beberapa hari ini dan km diemin aja?". Gue hanya mengangguk. "Ya ampun al". Tania melihat gue iba. "Kamu lapar? Atau kamu haus? Mau ku ambil sesuatu?". Gue tersenyum dengan kelakuan tania. "Aku lapar tan". "yasudah masuk kamar saja nanti ku ambilkan makan,minum,obat dan kopressan". Tania membantu gue untuk setengah duduk ditempat tidur. "tunggu sebentar ya al". Tania mengusap pipi kanan gue dengan lembut lalu pergi keluar kamar. 'Mungkin tuhan udah nakdirin gue dan dan lea bahagia sm pasangannya masing-masing. Memang kita gak cocok, memang kita gak pernah bisa bersatu'. "Al aku bawa makannya". gue tersenyum saat tania muncul dibalik pintu kamar. Dia duduk disamping gue. "Tadi kebetulan aku bawa bubur, masih hangat loh". Tania mengompres kening gue dengan air panas liat tiduran melihat langit-langit kamar, tania duduk disamping tempat tidur. "Aku tau kamu marah dengen kelakuan lea ke kamu kan? Lea yg km kira dia mecintai km, lea yg km kira dia gak pernah buat nyakitin km tp kenyataannya? Lea memhilangkan impian km itu al". "Sama seperti kamu dulu tan". Jawab gue membuat tania menoleh ke gue. "Aku tau, tapi skrng aku ada buat km seengaknya al". Gue membuang nafas. "Aku gak ngerti knp lea bisa memperlakukan ku seperti itu. Aku kira lea cinta sm aku haha aku bermimpi tan! Aku bermimpi buat mendapatkan hatinya. Dariawal seharusnya aku tidak mencintai dia. Aku bodoh". Gue mengambil nafas lalu tersenyum miris. "Aku terlalu dibutakan dengan cinta tan". Hening. Hanya ada suara jam yg berbunyi. "Al?". Tania memecahkan keheningan diantara kita. "Aku sayang kamu al, maaf perlakuan ku waktu itu... Aku salah! Aku salah menilai kamu". Tania mulai meneteskan airmata. Karena gue iba gue memeluk tania. "Maafin aku al". Ucap tania dalam pelukan kita. "Gak apa-apa. Setiap orang punya salah tan". Hhh...kata-kata lea:"). Gue melepaskan pelukan lalu menghapuskan airmata tania. "Seenggaknya kamu masih bisa membuat ku tertarik". Tania mengangkat alis. "Jangan pura-pura bodoh tan, km tau maksudku tadikan?". Tania tertawa kecil. "Stop talking, im going to kiss you". Secepat kilat gue mencium bibir tania. 


      ~~~ "pagi". Gue duduk diruang makan keluarga. "Loh al kok km pake baju sekolah? Km kan masih sakit". Tania duduk disamping gue. "Hari ini aku mau sekolah. Km siap-siap sana kita berangkat bareng". skip sekolah. Gue masuk kelas, semuanya pada heboh. Seperti biasa gue duduk disamping lea. Lea aja kaget pas gue duduk disampingnya. "lo udah masuk di?lah kemaren..". Tanya bastian yg masih shock. "Gak usah bahas yg kemaren, anggap aja yg kemaren-kemaren gak ada". gue senyum ke lea. "Knp liatin gue ky gitu? Lo kaget?". Lea menggeleng kepala. "Lo baik di?". Gue sekali lagi tersenyum. "Seperti yg lo lihat skrng". Lea manggut2. "Iqbaal beruntung". Ucap gue sambil menatap iqbaal, iqbaal menatap gue tajam. "Maksud lo?". "yagitu haha. Udah lah lupain". Gue mengubah tempat duduk. 

      (Lea part) skip istirahat. Kita duduk ditaman blkng. "Baal?". "Iya le?". "gak apa kok sayang haha". Dia tertawa. Dan gak lama berhenti tertawa. "Aku cinta kamu lea..... Biarkan aku mencoba membuatmu bahagia". gue liat ada keseriusan dimuka iqbaal. "Ya aku tau itu". Iqbaal langsung meluk gue, gue kaget. "Jangan pernah tinggalin aku ya le". gue hanya terpaku dipelukan iqbaal.  

   ~~~ "gue pulang bareng tania". Aldi berbicara ke bastian&kiki, sambil memasukan bukunya ke tas. seketika gue merasa kan ada yg ganjil saat aldi menyebut nama tania. Cemburu. Sial!. "Gue duluan". Aldi keluar dengan tania yg udah nunggunya didpn kelas. "Udah?". Tanya iqbaal. Gue kesadar. "Tunggu sebentar". Gue masukin buku kedalam tas lalu keluar dengan iqbaal. kita jalan mau keparkiran. "Eh aku kekamar mandi dulu ya". "Yaudah sana". Gue lari kekamar mandi. Saat gue masuk kekamar mandi ada tania sedang bercemin. Gue masuk membasuh muka diwastafel tbtb gak jadi pipis(??). "Dia udah ngebuang lo dalam hidupnya". gue menoleh ketania. "Kita bakal balik seperti dulu..". Kita berdua menatap diri kita sendiri dicermin. "Lo gak pantas buat aldi". tania menatap gue kesel. "Lo yg gak pantas!". Dia membentak gue. Gue hanya menatap dia sinis dan keluar kamar mandi. ~~~ "hey kok bengong sih ada apa?". Kita udah lg diperpustakaan. "Gak apa-apa kok". Gue gak percaya sama apa yg gue denger pas mau masuk kelas tdi. gue gak sengaja denger percakapan aldi, babas, kiki.


    'Gue mau lupain lea bas ki'. 'Loh kok gitu di? Lo kan cinta sm lea' kata kiki. 'buat apa juga gue cinta sm pacar orang? Udah gak ada gunanya ki. Gue nyerah'. Gue seperti mendegar balon meletus didekat telinga sakit bgt. 'Aldi mau lupain gue?'. Rasanya gue pengen nangis saat itu juga!.


    "Le kok bengong sih? Ada masalah ya?". Iqbaal menyadarkan gue. "Gak kok serius". "Bohong. Mata km merah, habis nangis? Knp sih? Cerita aja aku kan pacar kamu". Gue diem sejenak. "serius gak apa-apa kok". Gue tersenyum dengan manis. ~~~ "nih uang lo". Gue ngasih amplop isi uang 500rb yg gue pernah pinjam kealdi. "apaan nih?". Katanya. "Uang lo yg pernah gue pinjem buat beli obat nyokap gue". Aldi ngangguk. "Gak usah dibalikin jg gak apa-apa le". "gue gak mau berhutang budi sm orang". Gue menaruh amplop itu disaku kemeja aldi. "Gue duluan". Yang tidak gue harapkan datang, aldi memegang pergelangan tangan gue, gue menatap tangan dia yg menyentuh gue lalu menatap mata aldi. "Jangan pergi". Matanya berubah menjadi sedih. Gue gak bisa bergerak, bola mata hitam miliknya menatap fokus ke gue. Apa yg telah gue lakukan sm cowok ini?. Knp dia terlihat sangat sedih dan menderita?. "Sulit rasanya buat lupain kamu dari memori otak ku, kamu gak tau apa yg ku rasakan lea". Dia mengambil nafas sejenak. "Aku capek le! Aku gak bisa hidup tanpa kamu, a-aku sangat mencintai kamu lea". Mata gue mulai berkaca-kaca. gue menunduk lalu melepaskan tangan gue dari genggamannya. "Maaf gue harus buru-buru". Gue jalan beberapa langkah. "Aku mohon le". gue berhenti jalan. Please jangan menoleh.. Please. Gue menoleh. "Aku minta maaf di, semuanya terlalu sulit untukku". Gue kembali jalan. "hey daritadi aku mencari kamu". Tbtb iqbaal ada disamping gue. Buru-buru gue menghapus airmata. "Eh baal". Gue tersenyum kecut. "kemana aja?". Katanya. Gue mikir sejenak. "Jalan-jalan". Iqbaal manggut2. "Kita ke kantin yuk?". Gue menggeleng. "Aku pengen disini". iqbaal natep gue lalu mengangkat alis. "Seperti nya hari ini kamu rada sensitif ya?". Dia ngajak gue bercanda atau gimana?. Gue diem. gue merasa kalau hari ini ada yg aneh, ada yg hilang. "Ngelamun lagi ternyata, tiada hari tanpa melamun ya le?". Katanya membuat gue menoleh. "Akhir-akhir ini aku sering ngelamun ya baal?". Iqbaal mengangguk. "Yap! Knp sih? Ada masalah dirumah?". Gue menggeleng. "terus?". Gue mikir sejenak. "Aku merasa hari ini.... Ada yg aneh". "Aneh?maksud kamu?". Ia bertanya balik. "Emm... Udahlah lupain aja". "aku penasaran....". Ia tersenyum jail ke gue. Gue dorong aja kepalanya pelan. "Jangan melihat ku seperti itu!". Kita berdua tertawa. 

    ~~~ kita lagi didalam kelas, belajar lebih tepatnya. Hari ini pelajaran pak bambang. Hft. "Lea". Tbtb pak bambang masuk dan memanggil nama gue. "Ya pak?". Sahut gue. "Bisa ikut bapak keluar". Semua anak skrng menatap gue. "Y-ya bisa pak". Gue berdiri mengikuti pak bambang jalan, sebelum keluar kelas gue menatap iqbaal, ia sama cemas nya kaya gue. "Ada apa ya pak?". Kita berdua sampe didpn ruang kepsek. "Kamu dipanggil bapak kepala sekolah lea". Gue kaget. "Memangnya saya salah apa pak? Soal Beasiswa?". Pak bambang menepuk pundak gue. "Bapak juga gak tau lea, mending kamu masuk aja". Gue mengangguk lalu memegang handle pintu. Tarik nafas. Buang. "Ya bapak memanggil saya?". Pak tedi menatap gue iba lalu tersenyum. "Iya. Silahkan duduk le". Gue mengangguk lalu duduk didpn kepsek. "gini le.....". Gue deg-degan bgt!. "...bapak cuman mau ngasih tau". Gue mengangkat alis. "Soal beasiswa? Pak kasih saya---". "Bukan soal itu lea. Ini soal ibu kamu". "Ibu saya knp pak?". Gue mulai panik. Pak tedi menatap gue sedih. "Ibu kamu meninggal le, bapak di beri tahu rumah sakit barusan". Gue kaget, shock! Atau apapun itu. "Bapak bercanda kan? Ibu saya ada dirumah kok tadi pagi saya masih bisa pamit ke dia. Bilang kalau bapak bercanda?". Gue mulai meneteskan airmata. "Bapak serius lea, kalau kamu mau kerumah tempat ibu kamu disana, bapak izin kan kamu pulang lebih awal". Gue menatap pak tedi gak percaya dan keluar ruang kepsek. Gue lari ke kelas. Semua anak menatap gue aneh karena menangis. "Le. Knp?". Tanya iqbaal saat gue menatapnya. Gue buru-buru ambil tas dan keluar. Iqbaal, aldi, mengikuti diblkng gue. Iqbaal memegang pergelengan gue. Gue menatap dua lelaki itu. "Ada apa sih?". Iqbaal kembali bertanya. "Ibu aku baal... Aku harus pulang". Gue kembali terisak. "Knp sm nyokap lo?". Skrng aldi yg bertanya. "Nyokap gue meninggal!". Iqbaal dan aldi kaget. "Aku mau pulang". Gue menatap gue lelaki itu. Mereka malah saling menatap. "Biar ku antar pulang". gue menatap aldi. "Gue duluan di". "Oh okey. Nanti gue sm anak2 nyusul". Iqbaal mengangguk. "Gue nitip tas dikelas, sm minta izinin sm pak bambang". "Okey". Gue dan iqbaal meninggalkan aldi. Kita jalan keparkir, didalam mobil gue hanya menangis. "Sudah jangan nangis orang modar-mandir masuk. Gue masuk kedalam rumah dengan iqbaal. Bersimpuh didpn jenazah ibu. "Ibu ini lea! Ibu bangun! Ibu bangun! qbaal menahan tangan gue agar tidak menggucangkan ibu. "Udah le". "Sudah nak lea". Ibu yg disamping gue juga menenangkan gue. gue benar-benar sedih!. Skrng gue gak punya siapa-siapa. Ibu meninggal, ayah? Ninggalin gue begitu aja pas ibu divonis penyakit paru2. "aku udah gak punya siapa-siapa lagi baal". Gue nunduk sambil ngusap foto ibu. "Kamu masih punya aku le, masih punya temen-temen". Gue menggeleng. "Aku hidup sendiri sekarang... Aku... Tuhan gak adil!". Gue membanting foto. "Lea.. Kamu gak boleh begitu". Skrng gue menatap mata iqbaal. "Kamu gak merasakan kehilangan seseorang yg kamu sayang kan?!.". Iqbaal diem. "Ayah jahat! Laki-laki itu berengsek! Ayah janji waktu itu mau pulang setelah dapet uang buat berobaf ibu. Skrng? Ilang gak tau kemana. Ayah cuman buat aku sm ibu menderita!. Ini knp masalahnya aku gak suka sm laki-laki?! Sifat Laki-laki itu berengsek, menyakiti hati perempuan membuat nangis perempuan. Mereka? Hanya bersenang2". "Tidak semua lelaki seperti itu le". Gue menatap tajam iqbaal. "Mending kamu keluar dari rumahku dan pergi!". Iqbaal menatap gue gak percaya. "Tapi le...". "Pergi!!". Dia sempet melihat gue sedih dan keluar. gue kembali duduk ditepi tempat tidur dan menutup muka dengan kedua tangan,menangis. 'Knp menjadi seperti ini?kenapa?!!!'. Gue menangis sampe malam. Dirumah sangat sepi. "Lea?". Ada yg mengetuk pintu rumah gue. Siapa sih?!. Gue ogah-ogahan keluar dari kamar dan membuka pintu. Aldi. Dia membawa bunga gitu. "Eh di, masuk". Gue senyum dan mempesilahkan masuk. "Yg lain mana?". Tanya gue setelah membuat air dan menaruhnya didpn aldi. "Gak bisa dateng. Mereka juga minta maaf katanya". Gue mengangguk. "Eh... Ini ada bunga buat lo... Gue turut berduka cita ya". Gue menerimanya dan tersenyum. "Makasih". Aldi tersenyum. "Mata lo bengkak le". Gue membuang muka ke aldi. "I-iya. Kebanyakan nangis". Tbtb aja aldi mengambil beberapa rambut gue yg jatuh ke blkng telinga. "Jangan terlalu banyak nangis le kasian airmata lo". Gue masih menghindari bolamata aldi. "Lo masih punya gue, babas,kiki, valsha dan terutama iqbaal orang yg lo cinta". Gue langsung menoleh kealdi, dia tersenyum dan melanjutkan kalimatnya. "jadi lo gak usah merasa kesepian ya". Dia mengusap atas kepala gue. "Makasih di". Selama beberapa menit kita diem-dieman. "Kayanya gue harus pulang deh". aldi berdiri, baru mau jalan gue sudah menahannya pergi. "Jangan pergi di". Aldi menoleh. "Em... Maksud gue lo jangan buru-buru pulang". gue berusaha tersenyum agar tidak kelihatan gugup. "Lo mencegah gue pergi?". Katanya. Gue mengangguk. "Coba katakan sekali lagi". gue menatap tepat kebola matanya. "Jangan pergi. I need you here". Dia tersenyum puas. "Oke. Gue gak bakal pergi, berarti malam ini gue nginep dirmh lo". Gue mengangguk. Aldi kembali duduk disamping gue. Gue menelan ludah, yatuhan knp jadi gugup begini?. "Lo lo..". "Ya?". Aldi mengangkat alis ke gue. "G-gak jadi". Aldi mengangguk dan tiba-tiba aja dia senyum2 sendiri. Gue menunduk, eh dia mengangkat dagu gue. Mata kita bertemu. "Jangan nunduk gitu dong le, gue gak bisa liat bolamata lo". Aldi mengelus pipi kanan gue. gue tersenyum ke aldi. "Lo bener-bener bikin gue ngerasa beda le kalo ada didekat lo gue itu merasa--". "Sempurna". Lanjut gue. Aldi tersenyum lalu mengangguk. "Iya. Lo..... Segalanya buat gue.". Gue tersenyum malu. "Ahhh.... Iya gue lupa lo kan udah punya pacar". senyum gue seketika memudar dan aldi menjaga jarak dari gue. Nyesek. Gue pengen nangis. "Jangan....". Kata gue menahan isakan nangis. aldi menatap gue bingung. Gue memberanikan menatap aldi, air mata gue terus mendesak keluar. "Jangan menjauh seperti itu.... Jangan menjauh dari gue di. Jangan juga lupain gue dari memori otak lo". Gue menunduk skrng gue gak berani menatap matanya. "Kok tbtb lo ngomong gitu sih le?". Tanya aldi. "Gue... Gue denger lo mau ngelupain tentang kita dan gue". Mata aldi terbelak-belak. "Kata siapa?". tanya aldi lagi, skrng dia gelagapan. "Kata elo, gue denger tadi pagi disekolah". Aldi kaget, terus tersenyum. "Aku sempet berpikir buat lupain kamu, tapi aku bingung caranya gimana le. Aku bingung caranya buat berhentiin perasaan aneh ini ke kamu". Aldi berhenti sejenak. "Satu hal lea..... Aku mencintai kamu, aku bakal menunggu, menunggu disini. Sampai kamu benar-benar membutuhkanku". aku--- aku terlalu bodoh di". Jawab gue sambil mengusap muka dengan kedua tangan. "Tidak seharusnya seperti, tidak seharusnya aku  untuk dipelajari lea, cinta datang dengan sendirinya". Gue menatap aldi dan tersenyum, ia menghapus air mata gue. "Ahh... Sudahku bilang jangan menangis terus, kasian air mata kamu lea". Gue menghapus airmata dengan kasar. "Makasih aldi". "Untuk apa?". "Untuk semuanya". Aldi tersenyum. "Kapan ya kira-kira aku bisa meminta kamu menjadi pacar ku?". Gue tau dia hanya bergurau. "Hahaha". "aku serius le". Sekarang ia menatap gue serius. Gue hanya mengangkat bahu. "Apa kamu udah....". Dia menyatukan tangan kiri dan kanan yg artinya itu berciuman. Mata gue melotot, kaget. "Apa?! Kamu gila?!! Tidak, aku tidak pernah berciuman". Aldi tertawa kecil. "knp malah ketawa?". "Lucu aja sm ekspresi kamu tadi btw muka kamu merah le". Yatuhan?!. Gue langsung menutup muka dengan tangan. "ahhh!! Jangan melihat ku!! Aku berani taruhan muka ku pasti aneh saat merah". Ucap gue. Aldi masih tertawa lalu memegang kedua Tangan gue untuk membuka wajah, skrng gue bisa melihat muka aldi . "Jangan menutup muka kamu, aku gak bisa liat bola mata coklat indah kamu itu". Dia memuji ku? Atau ingin membuat ku malu?. "Tolong sedikit menjauh di". Muka aldi dan gue sangat dekat. "Memangnya knp? Kamu merasa gak nyaman berbicara sedekat ini dengan aku?". Aldi mengunci padangannya ia benar2 menatap bola mata gue. Gue gugup, gusar, terpaku. Lidah gue kelu, badan gue membeku. 

   (Aldi part) "Knp kamu tidak menjawab? Kamu gak suka?". Tanya gue. Dia hanya diem. Gue membetulkan rambutnya menjadi kebelakang telinga. Dia tersenyum. Senyumamnya yg gue suka dari dia. Gue melihat muka, beralih ke alisnya, lalu kematanya, lalu hidungnya dan terakhir ke bibirnya. Bibir lea tipis, kecil, berwarna merah mudah. yatuhan.... Rasa ingin bgt mencium bibir itu. Apa yg gue pikirkan?!. Gue agak menjauh dari lea sebelum akal sehat gue hilang, dia tersadar. "Mending kamu tidur le". dia mengangguk. "Ya. Lalu km tidur dimana?". "A-aku disini tidurnya gpp kok". "Oke. Selamat tidur". Katanya, gue tersenyum. Ia hilang dibalik pintu. 

   ~~~ hoamm... Gue membuka mata, tbtb aja gue melihat lea dia sedang serius menatap gue tidur "morning sleepyhead!". lea tersenyum dan lalu kedapur gue ngikutinnya diblkng dapur. "Apa yg mau kamu lakuin le didapur?". "Masak". Ia mengambil sesuatu dari kulkas, sepertinya sayuran, entahlah gue gak tau itu apa. tidak lama dia memotong sayuran itu, memasaknya. Dia sangat mahir memegang pisau dan juga mahir memasak. "Ada yg bisa aku bantu?". Tanya gue akhirnya karena gak enak dari tadi hanya melihat lea. dia menggeleng. "Tidak usah, aku terbiasa memasak sendiri, kamu tunggu jadinya aja ya". Gue mengangguk dan duduk dimeja kecil, disitu hanya ada 2kursi. Dapur lea sederhana, kulkas berukuran sedang berwarna putih, kompor, tempat untuk menaruh piring&gelas, tempat untuk menaruh bumbu dapur, dan lain. "Nih". Ia mengasihkan gue sayur, entahlah namanya apa?-_-. "Dikulkas ku hanya ada sayur bayam maaf ya". Gue mengangguk, dia duduk didpn gue. "Ayo coba!". Katanya. Gue mengambil sendok dan mencicipi kuah bayam tersebut. "enak bgt!". Gue mengomentari hasil masakan lea. "Hehe". Dia tertawa malu. Gue kembali melanjutkan makan. 

  (Lea Part)  "ternyata sedang asik asikan kalian berdua". Itu bukan suara aldi atau pun gue. Itu suara?. Gue menoleh. Iqbaal. "Eh baal, masuk". Kata gue. Iqbaal duduk disamping aldi. Hening. Kita malah saling menatap. "Ahhh...". Aldi berdiri. Gue menatap aldi. "Gue pulang deh ya le". Gue memegang tangan aldi. "Eh jangan". Aldi menatap iqbaal. Iqbaal cuman liatin kita. "Disini aja dulu jangan pulang hehe". Aldi tersenyum. "Aku takut mamaku nanyain le". Gue melepaskan genggaman tangan gue ke aldi. "Oh oke". Aldi ngangguk lalu memukul pelan pudak iqbaal. "Gue duluan bro".  Aldi keluar meninggalkan gue dan iqbaal disini berdua. Gue merapatkan duduk ke iqbaal. "Km gak marah sm aku?". Tanya gue. iqbaal mengangkat alis, membuat alis seperti menyatu. "Marah kenapa?". Yaampun dia malah nanya balik. "Itu yg kemarin aku ngusir km". dia tertawa. Apa yang dia tertawa kan?. "Aku gak bakal marah kali, aku ngertiin, kamu kan kemarin lagi sedih". Gue mengangguk. "Aldi udah dari kapan kesini?". Gue memalingkan wajah. "Ahhh dia menginap dirumah aku tadi malam". Ekspresi iqbaal adalah kaget. "Apa?!". "apa yg dia lakukan ke kamu?!". Tanya sekali lagi. Gue memasang muka datar. "Cuman tidur doang, lagi pula aku yg meminta dia untuk tidur disini". "Oh jadi kamu ngusir ku kemarin untuk meminta aldi menginap dirumah kamu, biar aku gak ganggu kalian?! Biar kamu menyalahkan aku?!". Dia sekeranh benar-benar emosi, kalau kaya begini mending gue menghindar. "Terserah". Gue sudah memegang handle pintu kamar. "Tunggu!". Dia memegang tangan gue dengan keras. Gue menatap matanya. "Mau apalagi? Masih mau marah sm aku?". Dia menatap mata gue. Gue mengangkat alis. Dia melepas pergelangan tangannya dari gue dengan cepat. "Aku mulai tersiksa sm ini semua le". gue masih diam, karena gue yakin dia mau melanjutkan kalimatnya. "Bisa gak sih kamu serius dikit? Serius sm hubungan ini, dari semua hal yg km lakukan dengan aldi. Aku cemburu le!. Kamu lebih membutuhkan dia ketimbang aku, mata kamu lebih hidup saat melihatnya, km terlihat lebih bahagia. Kamu lebih...". "Stop! Bisa gak sih gak usah ngebahas ini? Km gak lihat aku masih sedih sm kepergian ibu ku dengan cara kamu ngomong tadi membuat ku merasa tambah sedih baal". Iqbaal diem, gue langsung masuk kamar dan membanting pintunya. gue duduk ditepi tempat tidur dan menutup muka dengan tangan. Gak adil!. Iqbaal mau nya apa sih?. Dikit-dikit cemburu, dikit dikit marah, ahhh!!. Gue denger diluar kamar ada suara orang bnyk gitu. Suaranya anak2. Gak lama ada ketukan dipintu kamar gue. "Le?". suaranya valsha. Gue menghapus airmata dan membuka pintu. Valsha sedang tersenyum ke gue. Gue langsung memeluknya. "Maaf ya le gue sm anak-anak baru pada dateng". Gak semuanya dateng. Ada valsha, babas, kiki, raffi ketua kelas gue, andin bendahara gue dan tentunya pak bambang walikelas gue. Gue keluar kamar dan menemui mereka. Daritadi gue gak memperhatikan iqbaal. Skip. "Le?". Tanya iqbaal. "sha aldi mana?". Gue mengabaikan pertayaan iqbaal. Valsha mengangkat alis. Gue menatap dia serius. "Oh dia.. Gak tau deh le. Knp?". "gue kangen aldi". Jawab gue dengan enteng tanpa melirik iqbaal yg gue tau mukanya langsung bete setengah mati. "Hai semuanya". tbtb terdengar suara seseorang. Gue, iqbaal, valsha menoleh kearah pintu. Aldi. "Eh ada valsha". Aldi menatap valsha lalu tersenyum ke gue. "Hai le". Lalu ia menatap iqbaal. "Hai bro, blm pulang jg lo?". Iqbaal memutar bola matanya. "Lo sendiri ngapain kesini?". "main aja". Aldi duduk disamping valsha. Valsha berdiri. "Aduh le maaf ya gak bisa nemenin lama-lama. Gue harus pulang, kasian nyokap". gue tersenyum dan mengangguk. "Gak apa-apa sha. Gue anter sampe dpn gang ya". Valsha menggeleng. "Gak usah". "Serius nih?". Tanya gue. valsha mengangguk. Gue tersenyum. "Yaudah". Gue dan valsha cipika-cipiki. "Gue duluan baal, di". Valsha menatap bergantian iqbaal dan aldi. Mereka berdua tersenyum. Valsha menghilang dibalik gang rmh gue. Gue kembali masuk, suasana hening. "Mau minum apa?". Tanya gue ke iqbaal dan aldi. Aldi tersenyum. "Terserah aja". gue mengangguk lalu menatap iqbaal, yang sedaritadi menutup mulutnya. "kamu mau minum apa baal?". Tanya gue, karena dia daritadi hanya menatap gue saja. "Teh aja". Jawabnya dengan muka super bete. "Oke". gue berjalan memasuki dapur dan gak lama balik lagi. Betapa kagetnya gue Ternyata aldi udah tergeletak dilantai rmh gue sambil memegang sebelah bibirnya yg sobek. 

   (Aldi part) lea kedapur. Gue sm iqbaal tatap-tatapan. "Maksud lo apa sih?". Tanya iqbaal dengan nada tinggi. Gue gak suka sm nadanya yg tinggi itu, tp gue coba buat nahan amarah. "Maksud lo?". Jawab gue dengan tenang. Gak ada angin, gak ada hujan tbtb iqbaal nonjok gue. Gue jatuh dilantai. Gue pengen bls tapi gue gak tega, dia sahabat gue. Jadi gue biarkan dia memukul gue sesukanya. "Aldi iqbaal!". Saat mendengar suara lea, iqbaal berhenti menonjok gue. Lea membantu gue berdiri. "Kamu gila baal?!". Iqbaal membetulkan kerah bajunya. "Dia pantes mendapatkan itu". Iqbaal menatap aldi sinis. "Kamu gak apa2 aldi?. tangan lea menyentuh sudut bibir gue yg terluka. "Gak apa2 kok le". Lea tersenyum ke gue. "Kita harus bicara!". Iqbaal menarik tangan lea. 

  (Iqbaal part) diluar teras lea. Kita sempet diem-dieman. "Aldi sepertinya berharga ya buat kamu?". Tanya gue. Lea tertegun. "ma-maksud kamu apa sih?". Suara lea agaj sedikit bergetar. Gue tersenyum sinis. "Tidak usah berpura-pura bodoh lea. Aku tau kamu mencintai aldi. Kamu--". "Aku gak cinta sm al--". Dia langsung memotong pembicaraan gue. "Kamu gak capek le ngebohongin diri sendiri mulu. Kamu tau? Karena sifat ngebohongin hati diri sendiri km itu gak hanya km yg tersakiti, aku dan aldi juga le. Kamu selalu aja bohong, bohong, bohong sm perasaan itu!. Kamu gak pernah mau berbicara sedikitpun tntng apa yg kamu rasakan sm aku. Saat aku melihat mata km bohong, malah aku yg sepertinya bersalah, aku merasa telah mengekang kamu. Mata sedih kamu benar2 terpancar saat bersama ku beda dengan kamu berada disamping aldi". Lea mendesah nafasnya. "Mending kamu pulang baal". Kata lea dengan dingin. "Apa?". kata gue dengan sedikit kaget. Mata kita bertemu. Mata lelah lea, mata sedih lea. Hhh. "Mending km jernihin otak km dulu, aku gak suka atas apa yg km bilang. Dan satu aku gak suka km pukul aldi tanpa alasan yg jelas". Lea masuk kedalam rumahnya. Gue mematung sejenak lalu mulai menjauh dari rmh itu. 

  (Lea part) selalu aja. Selalu. Gue duduk disamping aldi. Lalu menatap lukanya. "Tunggu sebentar ya". gak lama gue balik lg dengan sapu tangan, baskom kecil berisi air. Gue masukin sapu tangan kedalam baskom, memerasnya. Lalu perlahan menaruhnya diatas memar biru dipipi dan sudut bibirnya. Aldi mengerang kesakitan. "Maaf. Sakit ya?". Aldi menggeleng. Gue kembali sapu tangan itu diluka aldi. Ia kembali merasa kesakitan, aldi meremas tangan gue pelan. "Pelan-pelan le". Gue mengangguk. "Gue em maksudnya aku minta maaf ya iqbaal tadi pukul kamu". Aldi melihat gue dengan ekor matanya lalu tersenyum dengan lembut. Ohmaygod. "gak apa2 le". Katanya. "Eh tapi tadi aku gak sengaja denger kok iqbaal nyebut nama aku?". Sekarang lelaki itu mengangkat sebelah alisnya. "Apa aku menganggu hubungan kalian?". Gue menggeleng. "Tidak. Udah gak usah dipikirin soal itu". Gue bangkit dari duduk lalu berencana ingin kedapur tetapi tbtb saja aldi memegang pergelengan tangan gue, gue menoleh ke dia. Gue yg tadinya ingin berbicara mengapa ia menahan gue pergi tbtb buyar karena tatapan matanya yang seketika membuat tenggorokan gue kering dan jantung gue berdetak tidak karuan. "Mau kemana?". Katanya. Gue masih terdiam, ia tertawa kecil. "Kenapa menatap ku aneh seperti itu? Ada yg dengan mata aku ya?". Gue tersadar. "Aaaa... Emm...". Aduh salah tingkah nih. Aldi tertawa dengan lucunya. Gue menunduk malu. aldi memegang dagu gue dan mengarahkan tepat didpn mukanya. "Aku paling tidak suka saat kamu menundukkan kepala". Gue mengangkat alis tidak mengerti apa yg dimaksud aldi. Aldi membelai rambut gue. "Karena pada saat kamu nunduk aku gak bisa liat mata kamu, mata coklat yg aku sukai dari kamu". Aldi menyentuh ujung hidung gue, gue mengernyit lalu tersenyum. "Aku lapar le, masakan aku makanan mau?". Gue mengangguk. "Tunggu sini ya". "Tidak aku ingin ikut". Gue mengangguk, kita beriringan kedapur, aldi duduk dimeja makan memerhatikan gue didapur dengan tertarik. 

  (Aldi part) "le?". Tanya gue setelah kita selesai makan. Ia menatap gue balik tanda bawah ia mendegarkan gue. "Malam ini aku nginep lagi nih?". Ia berhenti melakukan mencuci piring lalu menoleh. "Iya, temani aku". Gue mengangguk dan masih sibuk memerhatikan lea. Lea selesai membersihkan piring, gelas lalu menaruh ditempatnya. Ia mengeringkan tangannya dengan lap lalu menghampiri gue , duduk didpn gue. Ia menaruh dagu nya diatas tangan kanan yg bertumpu dan tersenyum. seandai bisa setiap hari seperti ini, gue akan sangat bahagia. Seandainya juga nanti gue dan lea menikah. *gue mikir apa?!*. "Mataku ada kotorannya ya? Hahaha". Mata lea terbelalak. Gue tertawa. "Abis km ngeliat aku aneh bgt deh, senyum2 sendiri. Knp sih?". lea narik tangan gue keruang tamu dpn. Kita duduk berdampingan. "Aku mau curhat sm kamu boleh?". Tbtb ia berbicara, gue menatapnya. gue mengangguk dan menyiapkan kuping untuk mendegarkan curhatan hati lea. Saat lea bercerita gue menangkap raut wajahnya sedih bercampur lelah. Gue hanya mengangguk2. "Kamu tau yg ku rasakan sekarang?". Tanya nya setelah menghapus air mata. Gue menggeleng. dia menghela nafas. "Aku merasa sangat bersalah". Gue mengangkat alis. "Bersalah? Maksudmu?". Ia mengangguk lalu membelakang rambutnya ditelinga. "Bersalah karena nyakitin hatiku dan orang yg ku sayang. Ini akibat kecerobohanku saat mengambil keputusan". Lea meremas celananya hingga jari-jarinya memutih. Gue memegang tangan atas lea lalu mengelusnya. "Itu bukan salah kamu lea, ini udah jalan tuhan". "Tuhan?". Tbtb lea memotong pembicaraan gue. "Aku gak ngerti sm jalan tuhan yg satu ini, ini terlalu nyakitin bgt tuhan gak bakal ngasih ujian terlalu berat buat hambanya, ini bukan jalan tuhan menurutku!.". Air mata lea semakin deras turun. "maafin aku aldi udah nyakitin kamu". Suara lea bergetar. Gue tersenyum dengan lembut. "Aku udah maafin kamu dari dulu2 kok, gak usah merasa bersalah terus". Gue menghapus air matanya lalu mengelus rambutnya. "Makasih". Dia mulai tersenyum. "Aku bakal menyelesaikan semua secara baik2 dengan iqbaal". Gue memberhentikan membelai rambut lea dan menatap dia serius. "Maksud kamu putus?". Dia mengangguk. "Iya, itu cara yg terbaik, biar gak ada pihak saling menyakiti lagi". Gue mengangguk. Tiba2 aja hp gue bergetar, gue mengambil hp disaku celana dan menatap layar hp dengan alis terangkat. 'Tante ristia(mamanya tania)'. "Knp di?". Tanya lea. Gue menggeleng. "Gak apa2. Sebentar ya". Gue agak menjauh dari lea lalu mengangkat telpon. "Halo tante?". "Aldi?". "Ya tante ada apa?".


TUNGGU EFY PART 5 YA!!^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar