Selasa, 17 Desember 2013

Especially For You

Gue berdiri berniat ingin melihat hujan diluar, betapa kagetnya gue melihat aldi berdiri disana dengan baju basah kuyup, kedinginan. Gue ambil payung lalu membuka pagar.

Gue menaruh payung diatas kepala kita. "Kenapa kamu bisa ada disini?". Tanya gue agak teriak. Dia menatap gue, matanya memancarkan kesedihan. "Aldi ada apa?". Tanya gue lagi.

"Tadi aku telpon kamu tetapi gak di angkat, dan aku berasumsi kalau kamu marah padaku, makanya aku berdiri disini sekarang". Gue kaget lalu mengingat kalau gue tadi menaruh hp di kamar dan ringtone nya tidak diaktifkan.

"Kenapa kamu gak datang?". Tanya nya. Gue menatap dia, wajah kita sangat dekat. "Aku... Aku bnyk kerjaan". Gue tidak menatap matanya. "Pekerja yg lain tetep datang walaupun bnyk kerjaan sama seperti kamu". Katanya membuat gue seakan tertampar.

"Kenapa le? Kenapa?". Desaknya membuat gue kesal.

"KARENA AKU GAK MAU MELIHAT ORANG YANG AKU CINTAI BAHAGIA DENGAN ORANG LAIN! PUAS?!". Ucap gue dengan nada tinggi, membuat gue tersengal-sengal.

 Aldi menarik pinggang gue secara tiba-tiba dan dengan cepat mencium bibir gue dengan lembut. Payung yang gue pegang terlepas, gue masih terdiam. Kissing in the rain. Uww uww. Ia masih mencium bibir gue menuntut untuk dibalas, gue agak berjijit lalu membalas ciumannya dengan lembut. Perlahan ia mulai melepaskan ciumannya. Kita bertatapan.

"Aku membatalkan pertunangan itu". Katanya membuat gue kaget. "Kenapa?". "Karena kamu gak datang makanya aku batalin". Gue mengernyit. "Tau alasannya knp kemaren aku meminta kamu untuk datang?". Gue menggeleng. "Karena kalau kamu datang berarti kamu mengikhlaskanku dengan tania, dan kalau kamu gak datang berarti kamu gak rela aku dengan tania, yang berarti kamu sangat mencintai aku sampe-sampe gak mau datang". Katanya dengan panjang lebar, gue mencubit pinggangnya.

"Aku kedinginan nih". Aldi mengigil kedingin. "Siapa suruh ujan-ujanan?". Gue berjalan duluan ke dalam rumah. "Eh le...". Ia berjalan dibelakang gue. Gue tersenyum kecil. Lelaki ini memang penuh kejutan.

~~~

"Nih teh nya". Gue menaruh didepan nya. Kita sudah berganti baju, aldi memakai baju gue yg kebesaran.

"Kamu habis mandi ya?". Tanya nya. Gue mengangguk. "Kamu harum banget soalnya aku suka". Gue hanya tersenyum lalu duduk disampingnya. Aldi lama-lama mendekat ke gue. "Mau ngapain deket-deket?". "Mau minta peluk hehe". Aldi tersenyum manis. Gue menghela nafas lalu memeluknya.

Kepala aldi ada dibahu gue, mukanya tertutup karena rambut panjang milik gue. "Hemm... Wangi banget. Kamu make sampo apansih?". Tanyanya sambil mengelus rambut gue. Gue hanya diam menikmati pelukan, wangi parfum nya memenuhi rongga paru-paru gue. Arrrr udah berapa lama kita pelukan? 30menit kayaknya.

"Ini mau sampai kapan aku dipeluk terus?". Tanya gue, aldi hanya bergumam. "Aldi lepas dong pelukannya". Kata gue membuat dia melepaskan pelukan. Aldi tersenyum membuat gue ikut tersenyum.

"Bagaimana dengan tania di? Apa dia baik-baik".

"Dia akan baik-baik aja, kamu gak usah khawatir".

"Tapi kasian tania dia udah ngesiapin semua itu tetapi batal",

"Dia gak sepenuhnya merancang semua itu. Kamu gak usah peduliin dia".

"Pasti besok gosip tania batal tunangan ada ditv deh, aku yakin".

~~~

Berkerja! Bekerja!. Yuhuuu~. Gue sedang membuat desain layout. Tiba-tiba ada yg menupuk pundak gue. Belom sempet gue menoleh ia sudah berbiara ditelinga. "Ikut gue ke kamar mandi". Gue menegang itu suara tania, gue menoleh dengan takut. Ternyata benar dia tania, ia menatap gue dengan angkuh. "Ayo!". Dia jalan duluan.

Sampai dikamar mandi, kita melihat diri sendiri dicermin. Ahh gue benci berada disamping tania, gue seperti terimidasi

"Lo sengaja buat acara pertunangan gue rusak hah?!". Ucapnya tiba-tiba. Gue menggeleng. "Maksud lo? Gue gak ngerti tan". Ia menepis tangan didepan gue.

 "Heloow lo itu cewek pembawa sial! Gak seharusnya lo deket-deket gue dan aldi!. Lo itu arrrghh... Gue benci sama lo!". Tania menarik rambut gue lalu mendekatkan mulutnya ke telinga gue, gue meringis kesakitan

"Jangan harap lo bisa dapetin aldi, karena aldi hanya milik gue!". Dia mendorong gue tapi untungnya gue gak jatoh.

Gue menatapnya tajam. "Gue hanya memberitahu lo ya tan kalau gue tau apa yg aldi ingin kan dan ia cintai". Jawab gue membuatnya kesal.

Gue melirik jam sesaat. "Sepertinya saya ada pekerjaan lain, emmm... Lebih baik anda... Ups masuk saya syatania herawan terhormat keluar dari kantor ini karena saya tau aldi pasti tidak mengharapkan kehadiran anda disini". Gue tersenyum ramah.

"Liat aja cewek pembawa sial nanti gue akan balas!". Ia menutup pintu kamar mandi dengar kasar. Gue tersenyum sinis. Rasakan!.

~~~

"Tadi aku bertemu tania". Ucap gue tenang. Gue dan aldi sedang berada dimobil dalam perjalanan pulang.

"Oh". Katanya datar. Gue mengerucutkam bibir. "Kok 'oh' doang sih". Jawab gue pura-pura kesel. Aldi membelokkan setirnya ke kanan lalu melirik gue.

 "Loh memangnya aku harus apa?"

Gue memutarkan bola mata, tidak menatapnya melainkan menatap jalannya. "Dikit-dikit ngambek, dikit-dikit marah, jangan gitu dong le". Gue menatapnya tajam. "Whatever".

Aldi menginjak rem mobilnya, kita sampai didepan rumah gue. Gue dan aldi mau keluar, tetapi gue undur lalu kembali duduk kembali. "Kamu lebih baik gak usah turun dari mobil, aku bisa masuk sendiri kerumah". Gue menatapnya sinis lalu keluar mobil.

"Eh...tapi le..". Aldi ikut keluar dari mobilnya lalu menahan tangan gue.

"Kamu marah sama aku gara-gara hal tadi? Oh come on lea jangan seperti anak kecil". Katanya membuat gue semakin marah.

 "Apa kamu bilang aku seperti anak kecil?! Siapa yg seperti anak kecil aku atau kamu?!".

Aldi menatap gue gak percaya. "Kita bisa bicarakan baik-baik le". Katanya sambil memegang kedua tangan gue tapi gue menepisnya.

"Aku gak mau buang-buang energi cuman karena hal ini, mending kamu pulang!". Kata gue lalu masuk kerumah. Aldi memanggil nama gue berkali-kali tapi gue acuhkan.

~~~~

Demi tuhan rasanya gue males banget untuk ke kantor. Isshh!.

"Waduh kayaknya ada yang lagi kesel nih". Gue tau itu suara Oliv. "Kata siapa? Enggak kok". Jawab gue acuh. "Bener?ahhh gue tau lo lagi marahan ya sama pak bos?". Katanya sambil menyipitkan mata.

Gue menggeleng. "Gak sih!".

"Masa sih? Emm... Tadi pagi si indra sm ari kena marah sama pak bos, lo tau sendiri kan ari sm indra itu pekerja kesayangan bos pasti gak pernah di marahin, kok kali ini dimarahin ya? Anehh... Gue rasa dia lagi kena nama nya 'emosi' gara-gara berantem sama pacar nya hehe".

Gue menatapnya tajam. "Gak usah sok jadi peneliti gitu deh liv". Gue kembali menatap layar komputer.

"Kenapa bisa berantem sm pak bos? Tumbenan". Katanya sambil menatap gue dari belakang.

Gue hanya diam. "Kok diam aja sih?". Tanya nya dengan nada bercanda. Yatuhan rasanya gue pengen banget menimpuk oliv dengan high heels.

Hp gue berdering, ada telpon dari aldi. "Wihh ditelpon tuh, angkat le. Jangan sampe pak bos marah-marah tiap hari gara-gara kalian berantem". Gue menatapnya tajam lalu mengangkatnya.

"Kita makan siang bareng ya?".

"Ohhh maaf aku makan bareng temen, lebih baik kamu makan dengan orang lain".

Gue mau menutup telpon tetapi aldi berbicara. "Ayolah le jangan marah terus" katanya, sebenarnya gue merasa iba.

"aku tunggu dilobby 10menit lagi ya". "No! 20menit lagi". Sangkal gue dengan kesal.

"Okey-okey 20menit lagi". Gue menutup telpon itu lalu menatap Oliv, sedang cengar-cengir.

"Kenapa lo?". Oliv menggeleng sambil tertawa. "Lucu aja sama hubungan lo dan pak bos".

 Gue memutar bola mata. "Eh btw tania gimana pas dibatalin tunangan nya?". Gue mengangkat bahu. "Gue gak tau. Aldi gak cerita". Oliv mengangguk-ngangguk.

 "Baguslah pak bos batalin itu, dia lebih cocok sama lo le, sumpah". Katanya dengan sungguh-sungguh. Gue hanya tersenyum kecil.


HAHAHA udah 30 menit dan gue belom turun ke lobby. Lebih baik gue gak makan siang daripada harus ketemu aldi.

"Kenapa belom turun juga? Katanya 20menit". Suara yang gue kenal itu keluar, gue menoleh. Aldi. Gue menatapnya tajam. "Aku gak punya banyak waktu". Katanya sambil melirik arlojinya. Gue berdecak kaget. Ish!. "Jadi atau tidak?". Tanya dengan dingin. Gue menghela nafas, mengambil tas lalu berjalan duluan ke lobby.

Didalam mobil kita hanya diam. Ia memberhentikan mobilnya dipinggir jalan. Mau ngapain coba?huh!.

"Okey ini semua salahku, aku minta maaf". Katanya tiba-tiba, membuat gue menoleh ke dia. Mata kita bertemu, gue seakan terperangkap dalam tatapan itu. "Aku minta maaf le". Ia memegang tangan gue. Gue tersenyum . "Enggak seharusnya aku yang minta maaf, cuman karena masalah kecil aku besar-besarkan. Sorry". Aldi mengelus rambut gue. "Aku senang kita gak marahan lagi".


~~~

Gue turun kebawah karena kata Ana ada iqbaal, dia mau ngapain kesini?. Gue hanya memakai baju lalu dilapisi cardigan, celana pendek selutut.

"Eh baal, ada apa malem-malem kesini?". Iqbaal berdiri setelah melihat gue. "Ahh aku cuman mau kamu komentari lagu buatan aku". Gue mengangkat alis lalu duduk. Iqbaal tersenyum lalu membuka sarung gitarnya. Ia mencoba-cona senar gitarnya terlebih dahulu.

"Okey". Katanya tersenyum ke gue lalu, mulai mendetingkan gitarnya.

Ku mencoba jadi yang terbaik
Ku mencoba jadi nomor satu
Ku mencoba jadi pendamping mu
Ku mencoba selalu

Jutaan manusia di dunia
Hanya ada satu untukku
Ku yakin itu pasti dirimu
Ku yakin itu selalu

Tapi ku takut mengecewakanmu
Tak ingin membuat mu menangis
Karna kamu lah yang ku tunggu
Oooo..

Aku ini milikmu
Dan kamu ini milikku kasih
Kitakan selalu bersama
Melewati semua berdua

Aku ini milikmu
Dan kamu ini milikku kasih

Kitakan selalu bersama
Melewati semua berdua berdua berdua

Uwwww liriknya so sweet banget. Iqbaal memberhentikan nyanyi dan suara gitarnya. "Bagus tidak?". Gue mengangguk. "Suara kamu makin bagus aja. Oh ya lagu itu buat siapa? ". Dia tersenyum malu. "Buat fans ku dan kamu hehe". Gue kaget, dia bikin lagu untuk gue?!. Ihhh😱. "Thanks, udah bikin lagu untuk aku". Jawab gue dengan canggung. "Sama-sama". "Eh btw kamu bilangan apa tadi fans? Memangnya kamu punya fans?". Tanya gue. Dia hanya tersenyum. Hening. "Aku kira aldi akan benar-benar bertunangan dengan tania". Dia menghela nafas lalu menatap gue. "Kalau dia benar-benar melakukan itu seenggaknya aku masih bisa miliki kamu". Jawabnya membuat gue kaget.

"You love him and he love you. Kalian benar-benar cocok". Iqbaal menatap gue dengan bahagia.


~~~~

"Ya ampun le! Ini cowok ganteng amat. Siapa elo?". Tiba-tiba ia menyodorkan hp milik gue.

 "Iqbaal. Temen gue. Knp?". Jawab gue sambil menguyah keripik potato. Kita berada diruangan Tv kost-an Oliv.

"Dia single?". Tanyanya lagi, gue memgangguk sambil menatap layar tv. "Bisa kalih lo comblangin gue sama dia". Katanya sambil menaik-turunkan alisnya.

Gue menatapnya tajam, lalu mengepalkan tangan didepan wajahnya. "Nih!". Dia mendegus. "Yeee emangnya knp? Lagipula dia single gue single, cocokkan?". "Sejak kapan lo single? Lo kan udah punya pacar, siapa namanya? Si Angga ya kan?".

Gue menatapnya, Oliv sedih gitu. "Gue udah putus sama dia 2 hari lalu. Dan mumpung gue lagi single, nah kan bisa tuh gue sama iqbaal".

Gue menggelengkan kepala. "Langkahin dulu mayat gue!". Jawab gue sambil memasukan keripik potato ke mulut. Olivia kembali mendengus.

"Aduhhh ganteng banget sih iqbaal inih, coba aja dia jadi pacar gue, gue yakin hidup gue akan bahagia". Oliv berbicara dengan foto iqbaal.

"Dulu iqbaal itu mantan gue pas SMA". Jawab gue membuat Oliv tersentak kaget.

"Serius lo?! Terus siapa yg putusin diantara kalian?". "Gue". Kata gue dengan nada datar. Oliv menganga. "Kenapa lo?". Tanya gue melihat eksperesi Oliv.

"Gue kalau jadi lo gak akan mutusin tuh iqbaal. Gila dia ganteng amat le, pasti cewek-cewek pengenlah jadi pacarnya".

Gue hanya mendengus, dasar Oliv liat cowok ganteng dikit langsung di embat.

"Btw ya gue pernah liat dia deh... Dimana ya?". Kata Oliv sambil memikir.


"Ahhh dia itu penyanyi kan?". Katanya setelah mengingat iqbaal itu siapa.

"Hahah lucu lo! Iqbaal itu guru musik disekolah sepupu gue". Oliv menyipitkan mata. "Terserah lo deh".  Seketika gue inget kaga-kata iqbaal kemaren malam

'Buat fans ku dan kamu hehe'.

YATUHAN JADI IQBAAL ITU ARTIS?!.

~~~~

Gue berada disekolah Ana. Gue sempetin waktu makan siang untuk kesini. Gue mencari 'ruang musik' siapa tau aja dia disana. Gue melihat dari kaca dipintu ia sedang mendetingkan gitar. Gue membuka pintu tersebut? Suara decitannya membuat iqbaal menoleh, ia tersenyum misterius. "Tumben datang kesini". Katanya sambil menaruh gitar disamping kursi. Gue tersenyum. "Lagi mau ketemu kamu aja". Gue menghampiri iqbaal. "Kita bicara diluar?". Tanyanya. Gue menggeleng. "Disini aja gak apa-apa kok". Ia menganggguk mengerti. Kita duduk dikursi. Hening. Hanya ada suara anak-anak SMA yg berteriak ataupun berbicara.

"Kamu ini sebenarnya apa sih?", tanya gue membuat alisnya menyatu. "Maksud kamu?".

"Hahaha guru musik atau artis?". Yang ditanya sempat kaget. "Haha kamu tau ya? Siapa yg memberitahumu?". "Temanku hehe, ohh jadi sekarang kamu jadi artis nih...". Gue menatapnya jail.

Dia tertawa. "Selain artis dan guru aku juga suka photography", jawabnya. "Multitalented ya kamu ternyata. Celebrity, Singer, teacher, Photographer. Wow! Gak nyangka". Gue berdecak kagum.

 "Wihhh pasti banyak ya artis-artis cantik ngedeketin kamu?". Iqbaal terkekeh. "Gak ada satupun yg membuatku tertarik". Jawabnya. Gue mengangguk.

"Le?" Ia memanggil nama gue, gue menoleh. "Iya?". Iqbaal mengelus pipi gue. Entah perasaan gue aja iqbaal mulai mendekatkan wajahnya. Yatuhan?!. Gue harus apa....???. Tapi gue penasaran gimana rasanya berciuman dengan iqbaal.

OH GOD!. Matanya lekat menatap mata gue, nafasnya teratur. I'm so dead. Please gak bisa ya ini di cancel dulu?. Gue gak siap, sumpah!.

 Iqbaal tersenyum misterius. "Kamu kenapa le?". Tanyanya, gue sempet diem dulu. "Gak ngapain-ngapain hehe". "You're blushing haha!!". "No, i didn't". "Yes , you did". Gue hanya tertawa kecil, iqbaal mengelus rambut gue.

"Nanti malam nonton yuk! Biar aku yg teraktir". Katanya. Gue pura-pura mikir. Emmm.... Gue mengangguk. "okey!".  Iqbaal tersenyum.

~~~~

Euhhh. Pondok Indah Mall 2.
Iqbaal hari ini keliatan super duper charming. Tshirt polos berwarna biru dongker, celana blue jeans, sepatu sneakrs warna putih.

 Huhu dia makin ganteng aja deh. Bener kata Oliv ' pasti cewek-cewek pengenlah jadi pacarnya'. Gak ada yg bisa nolak. Hush! Tenangkan diri lo le!

Rencananya kita mau nonton horor. Ini iqbaal kaya gak ada film lain apa ya?. Huh!. Di dalam teater semua orang disana menatap gue dan iqbaal.

Gue ngebayangin kalao gue nanti dicabik-cabik fansnya iqbaal karena gue dan ia dekat. Uuhh god please safe me;").

Film selesai. Kalian harus tau?! Gue sangat histeris menonton itu.

"Hahaha kamu pucat bgt? Takut ya?". Katanya sambil tertawa. Gue memutar bola mata. "Yaudah kita beli minum ya". Gue memgangguk kita keluar dari XXI. Sebenarnya gue merasa risih banyak pasang mata melihat gue dan iqbaal 'si artis ganteng idola para wanita'. Ohh.

"Kenapa sih?". Katanya. Gue tersadar dan menggelengkan kepala. "Ahh enggak kok". Saat disekolah dulu aja banyak cewe yg iri sm gue apalagi sekarang satu indonesia bisa-bisa sampe luar negri. Dunia ini akan kiamat!😱😖

"Kamu laper gak?". Tanya nya. Gue mengangguk. "Makan nasi goreng pinggir jalan deket-deket sini aja gimana?". Gue kaget.

 "Eh masa artis makan dipinggir jalan, bisa-bisa reputasi kamu jadi artis paling ganteng di INDONESIA turun lagi".

Iqbaal terkekeh. "Lebay banget deh, enggak ayo!". Ia memegang tangan gue menuju parkiran.

Iqbaal melepas tangannya dari gue lalu menepuk atas kepala gue dengan lembut. "Kamu tunggu sini dulu ya aku mau ambil mobil". Gue tersenyum.

~~~

Akhirnya gue sampai dirumah, sudah berganti pakaian pergi menjadi pakai tidur. Eh dari gue belom sempet ngecek hp. Gue mengambil hape ditas lalu mengecek nya. Mata gue terbelalak. Aldi menelpon gue sampe 7x lalu mengirim pesan 4x.

Pesan ke 1 : malam ini ada acara?

Pesan ke 2 : dinner denganku

Pesan ke 3 : siap-siap ya. Aku lagi on the way rumah kamu. See you.

Pesan ke 4 : kamu gak ada dirumah ya?. Bales dong!

Ohhh yatuhannnn!!. Aldi ngajak dinner dan gue mengabaikannya. Tuhan. Gue menelponnya balik Tetapi tidak diangkat. Gue mencoba menelponnya lagi lalu gue berdiri, mondar-mandir dikamar.

'Ayo aldi angkat dong! Angkat!'.

Gak diangkat lagi.

~~~

Gue sedang pusing bukan hanya karena pekerjaan tetapi juga karena aldi. Gue mengusap-ngusap muka, frustasi. Ada yang berdehem dibelakang gue. Gue menoleh ternyata Aldi. Ia melipat tangannya didepan dada.

Gue tersenyum canggung. "Hai". Ia menatap gue dengan dingin. "Kamu...



MAAF APABILA ADA KE TYPO-AN ^_^. @wearecomatecjr @fremasiti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar