Jumat, 10 Januari 2014

Especially For You Part 6

 Gue menoleh. Iqbaal. "Kita sekelompok ya le". Gue mendesah menatap valsha yg duduk sendiri. "Kamu sm valsha aja, aku bisa sm rendi". "sepertinya kamu benar-benar mau menjauh dari aku". Gue menatapnya tajam. "Soal itu jangan bahas disini, kita lg belajar". Iqbaal Mendesah nafas lalu berdiri, kembali ketempat duduknya. ~~~ "al kita pulang bareng kan?". Tbtb tania ada diantara gue dan aldi. gue tersenyum singkat ke tania, dia hanya membalas tatapan sinis. "Aku pulang bareng lea". "Lea bisa pulang sendiri kok, ya kan le?". skrng tania menatap gue sambil melotot. Gue tersenyum. "Aku bisa pulang sendiri kok di". Aldi menyipitkan matanya. "kok kamu mau sih Ikutin perintah tania?". Gue hanya tersenyum. "Yuk pulang". Tania mengandeng tangan aldi. "Tp le..". "Bye". Gue dadah2 kealdi&tania. 

(aldi part) "kamu apa-apaan sih? Kamu kan masih bisa minta dijemput sopir, sedangkan lea harus naik angkutan umum". Gue mengambil Nafas sejanak dan memutar setir kearah kanan. Kita sudah didepan komplek. "..kamu tau kan bahaya perempuan kalo naik angkutan umum Makanya aku gak mau biarin lea naik angkutan umum". Tania menatap gue kesal. "Kamu sekarang apa apa lea ini itu lea. Kamu udah Gak sayang lg sm aku?". Gue menginjak rem. Kita sudah sampai dirumah tania. Gue menatapnya. "Udah sampai. Mending kamu masuk". dia masih duduk dibangku jok sebelah gue. "Jawab pertayaan ku dulu al". Gue menatap dia tajam. "Gak ada yg perlu aku jawab tan. Aku Capek mau pulang". Tania keluar dari mobil gue trs ia mengetok kaca mobil. Gue membuka kaca itu. "Nanti malam kamu kerumah aku kan?". gue gak menatap dia. "Gak bisa aku sibuk. Aku pulang bye". Gue menutup kaca mobil lalu meluncur ke rumah. 

(Lea part) 'i'm on my way to your home'. Gue baru saja mengecek sms dari aldi 10 menit lalu. Tumben malam hari ini dia gak kerumah tania?. Ada suara motor. gue membuka pintu. Dia membuka helmnya dan menghampiri gue. "Ganggu gak?". Tanyanya. Gue menggeleng. "Enggak". Dia tersenyum. "Tumben". lanjut gue sambil menatap aldi. "Tumben apa nya?". Ia bertanya. "Tumben kamu malam2 gini kermh ku, biasanya dirmh tania". Aldi Memutar bolanya. "Lg males, oh ya jalan2 yuk?". "Ini udah malam, mau jalan2 kemana?". "Kemana kek, aku bosen yuk!". Gue melihat Aldi sangat antusias mengajak gue keluar. Gue mengangguk. 


~~~ "sepertinya iqbaal masih mengejar kamu le". Gue tersenyum. Kita Sekarang sedang jalan di pantai ancol. "Kamu gak merasa terganggu karena itu?". Gue menatapnya. "Ya aku akui, itu benar2 menganggu Ku..". Gue mengangkat bahu sesaat. "..mau gimana lagi? Aku juga kasian sm iqbaal mengejar-ngejarku terus". Aldi tersenyum. "Suatu Saat nanti aku yakin iqbaal akan bahagia juga". Ucap gue sambil tersenyum. Skrng kita duduk ditepi pantai. "Aku sayang kamu le". tbtb aldi berbicara. Suara ombak dan angin yg menerbangkan rambut kita berdua. Gue menoleh dan tersenyum ke aldi. "Aku juga sayang sama kamu". Kita sama-sama tersenyum. "Apa kita bakal sama-sama terus le?". Tanyanya. "Aku berharap kita akan sama2 terus ald". "aku juga berharap begitu". Katanya sambil membelakangin rambut gue telinga. "kita gak pernah tau kedepan, kita lihat saja yg ada Ada sekarang". Ucap gue sambil menatap lurus ke arah laut. "I will be right here for you lea". Dia juga mengikuti gue melihat ke rah laut. "And you don't dare leave me okey?!". Lanjut gue dan menatapnya jail. "I won't and i promise!". Katanya kita tertawa. 


 ~~~ kita udah sampai dirumah gue. Pukul menunjukkan 23. 39 wib. "Aku tidur duluan ya". Aldi bangki dari tempat duduk & menuju kamar. pas gue mau tidur ada suara-suara berisik. "Keluar km le?!". Gue keluar rumah. Betapa kagetnya ada bapak2 ibu2 tetangga gue. "Ada apa ini bapak-bapak ibu-ibu?". "Eleh kamu sok polos?!". Salah satu wanita bergemuk. Gue mengangkat alis. "Maksud ibu?". "Kamu Berjinah kan dengan lelaki itu?". Tbtb aldi keluar. "Rame-rame apa ini?". Bapak2 ibu2 pada nunjuk2 aldi dan berbisik. "Tuh kan bu2 bapak2 lea dan lelaki ini berjinah. Lea kan tinggal sendiri siapa tau aja mereka melakukan sesuatu". Gue & aldi saling menatap. "ibu2 bapak2 itu salah paham". "Benar kata lea". Aldi memotong pembicaraan gue. "Pak, bu saya sm lea itu gak pernah melakukan yg Ibu itu bilang tadi". Ucap aldi sambil melirik sesaat wanita gemuk. "Lea memang tinggal sendiri, saya tiap malam kesini untuk Menemai dia". "Elehh...". Desis wanita itu. "Sebagai pacar apa salah saya nemenin pacar saya yg kesepian?". Tbtb aldi berbicara lg. gue melotot, dia memegang tangan gue. Bapak2 ibu2 pada berbisik. "Udah mending pak bu pulang urus kehidupan bapak ibu masing2". bapak2 ibu2 mulai meninggalkan kita. Dia masih memegang tangan gue. Skrng kita duduk diruang tamu. "Kok kamu kayanya tenang bgt deh Aku aja panik, mereka fitnah kita". Dia menatap gue lembut. "Buat apa panik, kita gak melakukan itu kok". Gue tersenyum. "Besok2 km gak usah dateng kermh aku tiap malam". Aldi menatap gue kaget. "Knp? Apa karena hal tadi?". "Aku gak mau mereka memfitnah kita lg". gue terdiam sejenak. "Maaf bukan maksudku mengusir kamu di". Dia mengangguk. "Aku ngerti kok". Gue menunduk. "Bagaimana kalau kamu tinggal dirumah ku". Gue melotot. "Aku gak bisa meninggalkan rumah ini, terlalu banyak kenangan di". Aldi mengangguk dengan sedih. 

~~~ kita sedang belajar biologi pak bambang. "Lea bisa ikut bapak?". Gue mengangguk dan mengekor jalan diblkng pak bambang. "Kamu dipanggil bapak kepala sekolah". Gue mengerutkan kening. "Ada apa lagi pak?". "Mending kamu masuk aja". Gue mengangguk. Lalu masuk Keruangan pak tedi. "Bapak manggil saya?". Dia mengangguk. "Duduk lea". Gue duduk didpn pak tedi. "Saya turut berduka cita atas Kepergian ibu kamu". Gue mengangguk. "Makasih pak". Seketika hening. "dan bapak mau nanya..". Gue langsung menatap pak tedi. "..knp emua nilai kamu turun lea? Bapak sudah beri kamu kesempatan kan? Knp tetep saja nilai itu turun?". Seperti kena samberan petir di telinga gue. "Saya.. Saya benar2 gak fokus pak akhir2 ini". Kata gue sambil menunduk. Pak tedi memberikan gue amplop. "Buka le. Ini sudah keputusan bapak". Gue membuka amplop itu dan....... "pak beri saya kesempatan, saya janji bakal naikin semua nilai saya..". gue menahan nangis. Pak tedi menatap gue iba. "..pak saya gak tau harus dengan apa bayar iuran sekolah ini. Pak saya mohon..". pak tedi membuka pintu. "Kamu skrng boleh keluar dari ruangan saya lea". Gue membuang nafas lalu keluar dari ruangan pak tedi.

 ~~~ gue sedang ditman belakang, yatuhan.... Beasiswa gue dicabut. universitas Impian gue, cita2 gue hilang sudah!. "Le?". Tbtb ada Seseorang dan kertas yg gue pegang pun jatuh. Pas gue mau ngambil kertas itu sudah keduluan lelaki itu. Gue mendongak ke dia. Aldi!. dia duduk disamping gue. "Serius le?! Beasiswa kamu dicabut?!". Ucapnya setelah membaca kertas yg diberikan pake tedi tadi. Gue mengangguk. "kok.. Knp bisa?". Gue menggeleng. "Aku juga gak tau, semua nilaiku turun dan pak tedi gak mau ngasih aku kesempatan lg". "aku bisa membantu kamu le". "Gak usah di, km udah terlalu bnyk membantuku". Aldi memegang atas tangan gue. "Le, ayolah. Kamu kan calon pacar ku sekaligus calon istriku nanti... biarin aku membantu kamu". Yatuhan lelaki ini masih saja menggoda gue. Dia Menatap gue serius. "Gimana bisa aku menolaknya kalau kamu sudah kekeh seperti ini". Dia tersenyum puas. "Jangan sedih kalau aku gak ada disamping kamu". Seketika pipi gue menghangat. Dia mengelus pipi gue. "Besok pagi aku jemput ya?". Katanya tbtb. Gue mengerutkan kening. "Memangnya kita mau kemana?". Dia tersenyum misterius. "Lihat saja nanti". Gue memukul lengannya pelan. "Gak berlagak misterius gitu deh di". Dia tertawa. ~~~ ada suara mobil, gue keluar ternyata aldi sudah menunggu gue diluar. Pagi ini kita udah janji buat kesuatu tempat. Aldi skrng sedang fokus menatap jalanan. "Kita mau kemana sih?". Aldi menatap gue sesaat. "rahasia, aku yakin kamu suka". Gue mengangkat alis. "Knp?". Katanya karena gue menatapnya curiga. "Kamu mau culik aku ya?". Aldi tertawa. "Aku cinta kamu". Katanya. Gue menyipitkan mata lalu memukul lengannya. "Gombal meluluk ah!". Aldi menginjak rem karena ada lampu merah. "Eh ya di.." Aldi menoleh kegue. "..tania udah tau kalo aku pergi sm kamu? Nanti dia..". "Buat apa? Dia udah bukan siapa2 ku lg". Dia fokus menatap jalanan. "Kamu takut berhubungan dengan ku karena aku dan tania dulu pacaran?". Gue seperti kena tamparan. Gue bungkam. "Tania bukan siapa2 ku lagi, kita udah hidup masing2". Hening. Hanya ada suara klakson mobil dan deru motor dan mobil. 

~~~ "udah sampai". Katanya. Aldi memberhentikan mobilnya. Ini bagus bgt!. Padang rumput, bunga2, pohon tinggi menjulang. Gue maju beberapa langkah. Angin menerbangkan rambut gue. Gue membentangkan tangan, menghirup aroma rerumputan desa. gue menoleh kebelakang, aldi dia didpn mobil, tangannya didpn dada memerhatikan gue sambil tersenyum. "Aku suka tempat ini!". Gue menghampiri aldi. "Kamu tau dari mana ada tempat sebagus ini?". Tanya gue sambil memandang kedepan. "Dulu aku dan tania sering datang kesini". Gue mengangguk. "Aku seneng kamu suka". Lanjutnya. Tbtb hp gue bergetar. Gue cek layar hp. Nomor gak dikenal. 

 "halo?". Orang disebrang sana gak jawab. "Halo. Siapa ya?". Gue masih menunggu jawabannya, pas gue mau nutup telponnya. Dia baru berbicara. "Lea?". Panggil dia. "Iya. Maaf ini siapa?". Terdengar dia menghembuskan nafas. "Aku iqbaal le..". Gue diem, aldi menatap gue aneh. "Le, aku boleh kerumah kamu?". Dia masih mengejar gue. "Kamu gak bisa ya gak ganggu aku sekali aja!". "Le aku benar2 butuh kamu". Katanya dengan hopeless. Gue langsung putuskan sambungan hp. Lalu memasukannya kesaku jaket. "Siapa?iqbaal?". gue hanya tersenyum. "Kita kesini mau ngapain?". Gue mengganti topik pembicaraan. Sekarang ia menatap gue. "Menurutmu?". Hhh kebiasaan aldi kalo ditanya malah nanya balik-_-. "Nyeeh kan kamu yg ngajak". Dia sempet diem, lalu lama2 tersenyum. "Kita jalan -jalan aja disekitar sini gimana?". Gue menggeleng. "Disini aja aku suka". Kita diem-dieman, lalu aldi menghampiri mobilnya mengambil sesuatu. "Tadi kebetulan aku liat gitar dikamar, udah lama sih aku gak pernah main, makanya hari ini aku bawa, mau aku nyanyikan sesuatu?". Tanyanya sambil memangku gitar itu. Gue duduk disebelahnya. "Boleh". "Mau lagu apa?". Gue mikir sejenak. "gak tau, terserah kamu aja, asalkan enak didengar". Dia mengangguk, lalu mulai mendetingkan senar gitarnga dengan lincah. 


 he best thing about tonight's that we're not fightin Could it be that we have been this way before I know you don't think that I am trying I know you're wearing thin down to the core But hold your breath. Because tonight will be the night that I will Fall for you Over again Don't make me change my mind Or I won't live to see another day I swear it's true Because a girl like you is impossible to find. You're impossible to find 


OMG!. Liriknya 'Because a girl like you is impossible to find'. Tanpa sadar gue mengeluarkan air mata. Dia berhenti mendentingkan gitar dan menatap gue sambil tersenyum. "Bagus gak?". Tanyanya. Gue memgangguk dan menghapus air mata. "Suara kamu bagus bgt di". Dia menaruh gitarnya disamping tempat duduk lalu menatap gue dengan lekat. gue tersenyum, jarinya mengambil beberapa helai rambut gue yg jatuh ke belakang telinga. "My love will never end and I'll be by your side forever". Gue tersenyum malu. Dia ikut tersenyum juga. "My love will never end till death do us part". Balas gue ke aldi. ngegombal ya?". Tanya gue dengan muka sok polos. Dia memutar bola matanya. "Eh tapi ya tadi aku bukan ngegombal itu tulus". Dia tersenyum. "I knew you would say that to me. you love me, right?". Gue mencibir. Dia tertawa puas karena gue menatap dia kesel.


~~~ "kita nginep dihotel aja ya le?". Tanya sambil sibuk memegang setir mobil. Gue mikir. "Udah terlalu malem bgt". Lanjutnya sambil melirik gue sesaat. Gue lihat aldi juga capek. Gue mengangguk. "Yaudah". Akhirnya kita sampai dihotel. Kita udah didpn receptionis. "selamat malam". Sambutnya dengan ramah. Gue dan aldi tersenyum. "Mau pesan kamar seperti apa?". Dia ngasih buku gitu. Aldi melihat Sesaat. "Saya pesen yg two room aja". Mbak receptionis nya ngecek2 gitu. "Aduh maaf mbak mas tipe two room nya sudah penuh". Gue hanya diem gak mengerti. Dia mikir sejenak. "Yaudah saya pesen tipe kamar apa saya asalkan kingsize bed untuk kami berdua". dia mengangguk. Lalu gak lama ada seorang lelaki menghampiri kami. "Ada barang yg bisa saya bawa?". Tanya. "Gak usah, kami gak bawa barang apapun". Lelaki itu mengangguk. "Oke kalau begitu mas, boleh saya tinggal?". Gue dan aldi mengangguk. "Silahkan". Jawab aldi. 

~~~ kita sampai didepan pintu kamar yg ingin kami tiduri. Kamar ini ada dilantai 6. Aldi membuka pintunya. "Masuk". Ia memerintah gue. gue masik kedalam kamar itu. "Kok.....". Gue menatap aldi kesel setelah melihat hanya ada satu kasur didalam kamar ini. "Knp?". tanya aldi dengan muka sok polos tp menampilkan senyuman jail. "Kok tempat tidurnya hanya satu?". Dia mengangkat bahu dengan santai. "yg dua tempat tidur gak ada le, makanya aku pesen yg satu kasur besar". Gue menganga gak percaya. "Dari pada gak tidur". Lanjutnya. "terus aku tidur dimana?". "Kamu tidur dikamar ini lah, dikasur itu". Jawabnya. Gue melotot. Dia menghampiri tempat tidur super besar itu. "Ngapain bengong aja disitu?". Dia menatap gue. "Mending tidur, ditemenin aku lagi". Lanjutnya yg sekarang ini sedang berbaring. "tidur satu kasur?! Kamu gila?". Dia tertawa kecil. "Memangnya knp?salah?". "Nanti kan...". "Aku gak bakal ngapain2 kamu". Potongnya cepat. Gue diem sesaat. "Ayo sini berbaring". Dia menepuk sebelah bantalnya, tatapan matanya membuat gue menurut. Gue sudah berbaring ditempat tidur. Yatuhan!!!!!!!. Oh oke le jangan negative thingking. Gue menelan ludah. "Gak usah gugup gitu kali le". aldi tertawa, yatuhan suara tawanya benar2 halus. Aldi mengubah cara tidurnya menjadi menghadap gue, gue juga mengikuti dia. Aldi benar2 menatap mata gue dengan lekat lalu membelakangin rambut gue ketelinga karena menutupi sebagian muka gue. "Do you love me?" tanyanya. gue menatap matanya balik. "why do you always ask me that?". Dia tersenyum. "I just want to know the answer". Gue mengelus pipinya. "Aku akan selalu mencintai kamu, kamu gak usah khawatir tentang apapun oke. you're mine and I'm yours". Aldi tersenyum jail sambil mengelus pipi kanan gue. "You know?, what you said make me embarrassed". Gue memukul lengannya. "Kamu selalu begitu". Dia tersenyum kecil. "Tapi di, aku cuman cewe miskin yang gak bisa kasih kamu apa2". Gue menatap matanya. "Gak bisa kasih kamu barang-barang mahal dan bermerek". Lanjut gue. Dia terdiam sejenak. "Kamu gak sadar? Kamu tuh udah memberi aku sesuatu yang sangat spesial yg belom pernah diberi orang lain ke aku". Gue menatapnya aneh. "Apa itu?". Dia mikir sejenak lalu mendekatkan mulutnya ke telinga gue. "Rasa cinta kamu". Dia menjauhkan muka dari telinga, lalu menatap gue. Gue menatapnya tidak mengerti. "pasti kamu gak ngerti". Katanya. Gue mengangguk. "Belom pernah ada seseorang yg kasih cintanya tulus ke aku, cuman km satu2nya orang". yaampun hati gue rasanya seperti abis naik rollercoster. Gue tersenyum malu. "Udah ah tidur! Ngegombal mulu kamu ah". Dia tertawa. kita gak tidur melainkan menatap langit2 hotel, tenggelam dalam imajinasi kita masing2. Dari balik selimut aldi memegang sebelah tangan gue. 

~~~~ PAGI COY!. LO HARUS TAU INI PAGI HARI OKEYYY?!!!. Oke BACK TO THE STORY-___-. "Pagi sayang". Eeeaa~~~~  gue memutar bola mata. Ternyata yg gue harapin terwujud hehe, aldi tidur disofa bukan dikasur, kasian dia. Dia menghampiri gue. "Kamu keliatan beda hari ini". Kata gue sambil mengangkat alis. "Oh ya?". Dia balik nanya. "Pasti belom mandi haha". Dia nyegir lalu duduk disamping gue. "Tadi aku udah pesen makanan dibawah". Dia mengangguk sambil fokus ke hpnya. Gak lama ada suara bel pintu.  ternyata pelayan hotel. Dia wanita sambil membawa beberapa makanan yg gue pesen tadi. "Pesenan anda". Gue tersenyum. Gue mengambil nampan yg ia bawa. Dia tersenyum lalu pergi. "Makanan nya udah dateng!". Gue menghampiri meja makan lalu menaruh makanannya dimeja. "aldi makan dulu". Gue udah duduk dikursi untuk makan. Gak lama aldi udah duduk disamping gue. 

~~~ kita udah di lobby untuk pulang. tbtb hp gue bergetar, gue mengambil dari saku celana, disitu tertulis nama valsha. "Tunggu sebentar ya di". Aldi mengangguk, gue agak menjauh dari aldi. "Ya val?". Jawab gue setelah memencet tombol hijau. "Lo harus kerumah sakit le!". Suara valsha seperti habis dikejar setan. "Ngapain kermh sakit?". Tanya gue. "Iqbaal..". Seketika badan gue menegang. "..ada dirumah sakit, dia mau bunuh diri tp untungnya gagal, kerumah sakit skrng, dia stress bgt grgr lo nih". Gue diem sejenak. "Le?".tanya valsha dari sebrang. "kasian iqbaal le. Skrng aja dia belom siuman abis disuntik obat penenang". Gue melihat aldi dari jauh, dia menatap gue balik. "Gue gak bisa kesana". Gue tau dari sebrang sana valsha kaget setengah mampus. "Kok... Knp le?". Valsha kembali bertanya, gue hanya diam. "le gue tau iqbaal itu gak berarti banget dihidup lo, seenggak nya dia itu kan temen lo jg skrng, ya jenguklah". Jawab valsha. "Gue .udah gak peduli lg sm dia, dia bukan urusan gue lagi". Valsha terdiam karena ucapan gue tadi. "Gue gak nyangka le...". Jawabnya etelah keheningan beberapa menit. "...lo berubah, lo udah terlalu dibutain sm cinta, gue yakin lo pasti jg lupa sm gue dan yg lain". gue tertegun dengan ucapan valsha. "Well , yg diotak lo kam cuman aldi, aldi, aldi. Gak pernah mau mikir perasaan temen lo yang lain udah lah ya, gue cuman mau bilang itu, tp elonya..ya gitu GAK PEDULI. Jangan harap lo bisa bertemen sm gue dan temen2 lain.. Oh ya jangan dateng kerumah sakit tempat iqbaal dirawat, karena lo bukan siapa2 lagi diantara kita. Bye!". Valsha menutup sambungan telpon. pas valsha menutup telponnya ada sebuah sms dari bastian. 'Le, iqbaal masuk rmh sakit, kermh skt le iqbaal butuh lo nih alamatnya Rs********. Cepet". Gue abaikan pesan bastian dan kembali menghampiri aldi. "Lama ya?". Tanya gue saat sudah disamping aldi. Dia menggeleng. Muka aldi tampak pucat. "Yuk". Katanya, dia mengandeng tangan gue, kita keparkiran. 

~~~ "aldi kamu baik-baik aja?" muka aldi sangat pucat. "Aku cuman pusing sedikit kok". Jawabnya masih fokus ke arah jalan. "Mending kita berhenti rest area aja". dia menggeleng dengan kekehnya. "Gak usah". Gue mengangkat alis, tumben aldi seperti ini. Dia mengelus atas kepala gue dengan tangan kiri & sebelah tangan kanannya memegang setir mobil. "Mending kamu tidur aja. Okey". Gue mengangguk. Ada apa dengan aldi?.

~~~ tiba2 terdengar decitan rem mobil, gue membuka mata. Gue kaget mobil yg kita kendarain berputar2 dijalan, dan samar2 semua menjadi hitam gelap, samar2 jg terdengar suara orang berbicara panik.~~~ yang gue rasakan pertama kali adalah bau rumah sakit yang khas. Gue melihat sekeliling ruangan, ada seorang suster. "Sus saya..". "Anda sudah siuman?". Gue mau mengubah cara tiduran menjadi duduk tp suster menahannya. "Sudah berbaring saja". Gue menurut kata suster, lalu mengingat apa yg barusan terjadi. Gue kecelakaan sama "aldi!". Teriak gue setelah mengingat kejadian itu. "Anda gak apa2". Tanya suster itu. Gue menggeleng. "Suster tau dimana kamar aldi, yg kecelakaan bareng saya?". Suster itu mengangguk. "Saya tau, dia ada diruang ugd lukanya sangat parah". Gue menatap suster gak percaya. "Saya mau kesana". Gue mau turun dari tempat tidur tp ditahan oleh suster. "Kamu..". "Saya harus ketemu aldi!". Gue keluar dari kamar inap dengan tertatih. Pas didpn lift, gue melihat bayangan diri gue disitu. Kepala gue dibalut perban, sisanya hanya luka memar. TING!. Pintu lift terbuka, gue masukin kedalam lift. Didalam lift ada 2 orang, orang itu menatap gue aneh. TING!. pintu lift terbuka. Lantai dasar rumah sakit ini. Gue menanya kepada salah satu dokter. Dia ngasih tau arah ke ruang ugd. Pas ingin sampai ruang ugd, gue melihat tante melina dan tania duduk dikursi dpn ruang ugd. "Tante?". Suara gue keluar saat didpn mereka. "lea?". Mama nya aldi menatap gue. "Gimana aldi tante?". Mamanya aldi menangis. "Aldi kritis le, lukanya parah dikepala". Gue menutup mulut dengan tangan, tanda gak percaya lalu ikut menangis.

 ~~~ aldi sudah dipindahin keruang inap. Kondisinya masih sama.mamanya aldi duduk disamping ranjang. "Ikut gue le!". Tania narik tangan gue keluar kamar inap. Didepan kamar tania menatap gue. "Lo puas buat aldi kaya gini?! Puas lo!". Tania membentak gue. Gue menunduk. "Tapi itu kan bukan sal..". "Jelas-jelas itu salah lo le!". tania menyelak kata-kata gue. Sekarang gue menatapnya. "Gue juga gak mau semua ini tan". Kita sama-sama diam. "Lo itu..". Dia berpikir. "...lo gak pantes buat aldi, lo hanya cewek miskin, gak berguna, pembawa sial!". Gue kaget, bisa-bisanya tania berbicara itu ke gue. "gue.. gue gak kaya gitu". Gue menahan nangis. "Mending lo pergi deh sana!". Bentaknya sekali lagi. Akhirnya gue jalan ke arah luar rumah sakit. "Eh dek lea kok diluar sih". Gak disangka gue ketemu supir aldi. Gue berhenti lalu mengusap air mata. "Emm.. Aku cuman mau ngehirup udara segar kok pak". Supir aldi mengangguk. "Mari pak, aku mau kesana dulu". "Oh ya dek lea". Gue mengangguk dan kembali jalan. 

~~~ sudah hampir 10 menit gue di area makan rumah sakit ini. "Kebetulan kamu disini le". Tbtb suara seseorang yg gue kenal. Mamanya aldi. Dia duduk disamping gue. "Ada apa tante?". Tanya gue. "Luka kamu gak terlalu parah kan?". Gue mengangguk. "mending kamu pulang kejakarta aja". Gue agak kaget. "Tapi.. Memangnya knp tante? Aku mau nemenin aldi". "Gak perlu le, ada tante dan tania yg bisa menjaga aldi". Gue mikir sesaat. "Yaudah tp besok aku boleh kesini lg kan tante?". Tanya gue kembali. "Besok aldi bakal dipindahin kermh sakit jakarta". Gue mengangguk. Tante melina menyodorkan tote bag. "Ganti baju rumah sakit dengan ini lalu kamu ke pak supir minta di antar pulang kejakarta". Gue menatap tote bag dan tante melina bergantian. Sepertinya tante melina mulai enggak suka sm gue. Gue mengambil tote bag itu lalu pergi. 

~~~ "makasih ya pak udah anterin aku". Gue turun dari mobil. "Iya dek lea". "Bapak mau mampir dulu?". Pak supir menggeleng. "Gak usah, bapak langsung mau balik lg kerumah sakit dek". Gue mengangguk. "yaudah kalo begitu, hati-hati dijalan ya pak" "iya". Mobil yg dibawa supir aldi melaju dan menghilang dibelokan. Gue masuk kerumah. lalu duduk dikusir, menatap langit-langit rumah tanpa sadar gue mengeluarkan air mata. Kenapa cinta harus ada yg tersakiti? Bukankah cinta itu menyayangi satu sama lain?. Gue menghela nafas. "Aldi menjadi seperti ini sekarang bukan salah gue kan?". Ucap gue pada diri sendiri. 


~~~ 'pak supir lg dijalan mau jemput kamu untuk kermh sakit, tante mau ngomong sesuatu'. Sebuah sms dari tante melina.gue dandan seadanya. Gak lama ada ketukan pintu. Gue membuka pintu. "Eh pak yuk langsung aja". Supir itu mengangguk. 

~~~ rumah sakit pondok indah. Ini bukannya rumah sakit tempat iqbaal dirawat juga?. Apa dia masih sakit?. Gue sampai didpn kamar rawat inap aldi. gue membuka pintu kamar rumah sakit, tante melina menoleh ke arah gue. "Kamu udah dateng, mending kita bicara diluar kamar aja". Gue mengangguk. Kita duduk diruang tunggu didpn kamar. Kita berdua diam sesaat. "Sekarang aldi seperti ini, tante gak tega liat dia kamu taukan aldi anak tante satu-satunya?". Skrng ia bertanya pada gue, gue mengangguk. "Tante minta tolong sama kamu lea". Gue mengangkat alis. "Tolong pergi...". Jawabnya dengan hopeless. Seketika badan gue menegang. "Kamu harus pergi dari kehidupan anak tante, tante gak mau aldi kena sial lg akibat kamu". Pas mamanya aldi mengeluarkan kata 'sial' gue langsung kaget. "Tapi tante aku ..gak..". "Apa saja yg kamu mau tante kasih, asalkan kamu pergi dari hidup aldi". Gue menatap tante melina gak percaya. "Kamu butuh uang? Baju? Atau kamu mau apa?". Gue diam sambil menunduk. 'Cinta aku ke aldi gak bakal bisa tergantikan oleh apapun tante'. ucap gue dalam hati. "Beasiswa? Beasiswa kamu dicabut kan? Bagaimana dengan beasiswa kamu mau?". Tanya nya sekali lagi. Seketika gue kepikiran soal beasiswa. Ini kesempatan ngedapetin beasiswa itu kembali, tapi soal aldi?. "Aku ambil tawaran beasiswa itu tante". cinta diluar sana masih banyak le!. 'Tapi cuman dia yang pantas buat kamu' tbtb ada sebuah suara dari sudut hati gue. "Bagus. Nanti tante urus beasiswa kamu". Gue senyum kepaksa. Kita diem-dieman. "Tante boleh aku masuk kedalam?". Tante melina mengangguk. Gue masuk kedalam kamar rumah sakit tempat aldi dirawat. Gue menghampiri tempat tidur itu lalu menatapnya yang tidak berdaya. Akhirnya pertahanan gue runtuh juga, air mata gue yang sejak dari tadi gue tahan jatuh begitu saja saat melihatnya. Gue menghapus air mata dengan kasar lalu tersenyum ke arahnya. "Hey al". Gue mengelus pipinya. "Maafin aku ya, akibat aku kamu jadi seperti ini sekarang". gue masih menatap matanya yang sekarang menutup. "Apa kamu masih ingat saat kamu mengatakan 'My love will never end and i'll be by your side forever' terus aku berbicara juga 'my love will never end till death do us part', kamu ingat?. Tapi sayang aku gak bisa nepatin kata-kata ku itu". Air mata gue jatuh lagi kini jatuh tepat di pipinya. Gue menghapus air mata itu dipipi aldi. "Aku harus pergi, aku cuman bawa sial ke kamu". Kata gue dengan suara rendah dan bergetar. Gue mengambil nafas lalu menghembuskannya. "Kamu gak apa-apa kan aku tinggal?". Gue bertanya padanya, tetapi dia hanya diam. "Lagi pula kan ada tania, kamu lebih pantas dengannya". lanjut gue. Gue memegang tangan kirinya di inpus. "Selamat tinggal..". Memegang jari jemarinya yg dingin. "...cinta ku". Lalu melepaskannya. Gue keluar kamar tanpa menoleh sedikitpun. 'Maaf kan tante lea, tante lakukan ini demi aldi'. ucap tante melina dalam hati. Gue jalan keluar kamar dengan lari dan mennangis. 'Apa ini karma akibat gue mengabaikan cinta nya iqbaal?'. Seketika gue ke inget iqbaal. Apa gue jenguk dia aja ya?. Gue ke ruang pemberitahuan pasian lalu bertanya. 

~~~ gue tepat di dpn pintu kamar inap iqbaal. Ternyata dia masih di rawat rumah sakit ini. Apa ada valsha ya didalam kamar ini?. Gue mengetuk pintu kamar itu. Suara jantung gue berdegup dengan cepat. Dan yang membuka pintu nya adalah valsha. Dia menatap gue kaget. "Ngapain lo kesini?". tanya nya dengan suara sinis. Gue diem. "Siapa yg dateng val?". Itu suara iqbaal. Valsha membuka pintu nya lebar-lebar. Mata kita bertemu. Dia tersenyum. "Kamu akhirnya datang le, ayo masuk!". Gue masuk kedalam tanpa melihat ekspersi valsha yg gue tau sebel bgt. gue duduk disamping ranjangnya. "Kamu apa kabar?". Tanya gue. "Baik". Gue liat muka iqbaal sangat bahagia. "Itu kamu kenapa?". Tanya nya sambil menujuk kepala gue. "Oh ini... Aku sm aldi kecelakaan baal". Iqbaal kaget. "Apa?! Terus aldi gimana?". Gue menunduk. "dia kritis, dia jg dirawat disini". Iqbaal ngangguk lalu memegang atas tangan gue. "Jangan sedih ya". Gue tersenyum. "Mata kamu sembab le pasti akhir-akhir ini kamu sering nangis ya". Gue membuang tatapan ke arah lain. "Enggak kok". "Jangan bohong. Aku tau ciri-ciri orang bohong". Gue hanya diam lalu menatap valsha yang sedari tadi hanya menatap gue&iqbaal. "Apa kabar val, baik?". valsha hanya membals tatapan sinis. Selama gue berteman sm dia, dia gak pernah semarah ini. Apalagi menatap gue sesinis sekarang. gue hanya tersenyum karena dia gak membalas ucapan gue. "Emm... Baal, sepertinya aku harus pulang". "Loh..". Dia memasang muka sedih. "..kamu baru datang 5 menit lalu le, buru-buru bgt sih". Gue tersenyum. "Maaf, aku harus pulang". Gue berdiri menatap valsha. "Gue pulang. Salam buat bastian sm kiki". Gue mendekat mulut ke telinga valsha. "Maafin gue val, btw lo perawat yg baik untuk iqbaal". gue menjauhkan mulut dari telinga valsha. "Duluan ya. Bye". Gue keluar dari kamai inap iqbaal lalu pulang dengan perasaan sedih.


 ~~~ Pagi ini gue beraktivitas seperti biasa lagi. Sekolah. Gue sampai disekolah. Saat dilorong menuju kelas, semua menatap gue aneh.gue jalan dengan lemas ke kelas. Semuanya benar-benar hilang sekarang. "Woy le akhirnya lo masuk juga". Dia duduk tepat didpn gue. bastian. Kiki ikut mengangguk. "Lo udah sembuh?". Gue ngangguk. "Udah". Kiki dan bastian ikut tersenyum.

 ~~~ saat ingin kekantin pun anak-anak masih menatap gue aneh dan berbisik. Gue gak sengaja denger. "Lea cewek pembawa sial. Jangan dekat2". Saat gue berjalan mendekati mereka malah mereka menjauh dari gue. 'Apa yg kalian tatap?! Gue bukan cewek pembawa sial!. Itu bukan salah gue!'. Ucap dalam hati. Sepertinya gue udah gak pantas sekolah ditempat ini lagi.

 ~~~ "uuhhh kasian skrng pulang naik angkutan umum. Miskin sih lo!". Tiba-tiba mobil tania ada disamping gue. "Hati-hati tan nanti kena sial haha!!". Kata salah satu teman tania, tania dan .dan teman-temannya yg ada dimobil tertawa. "Udah ya males ngomong sm orang miskin kaya lo, ayo jalan guys!". Tania dan mobilnya melaju meninggalkan gue sendiri didpn gerbang sekolah. 'Bener kata tania gue pembawa sial, buktinya gue udah membuat aldi & iqbaal .celaka. Nanti siapa lagi? Sepertinya gue harus pergi yang jauh'. Gue berpikir. ~~~ 'tante bisa kerumah ku? Aku ingin berbicara penting sm tante, pak supir tau rumah ku'. Gue memencet tombol send. Ini keputusan gue, ya keputusan yang sangat tepat untuk pergi. beberapa menit kemudian tante melina sampai dirumah gue. "Maaf ya tante rumah ku kecil dan berantakan, tante tau sendiri aku kan orang miskin". Tante melina menatap gue kaget mungkin karena ucapan gue. "Kamu mau bicara apa?". Dia mengalihkan topik pembicaraan. "emm.. Soal itu tante ambil saja lagi beasiswa itu, dan ini". Gue menaruh hp yg diberikan aldi beberapa waktu lalu didpn tante melina. "loh memangnya kenapa lea?". Tante melina bertanya. "Aku udah gak butuh itu tante..". "Tp bukannya kita sudah sepakat". "Tante aku udah putusin ini semua. Ambil saja barang yg aldi dan tante kasih, aku sudah gak butuh". Ucap gue dengan tenang. "Tapi kenapa?". tanyanya. Aku diam. "Kenapa lea?". Tanya nya lagi. "Aku mau pergi tante, pergi jauh". "Maksud kamu?". "Aku mau jual rumah ini dan pindah sekolah diluar kota". Gue menahan nangis. "Kenapa harus keluar kota le?. Apa ini karena tante?". Gue menggeleng. "Bukan karena tante kok, ini keputusan aku". Mamanya aldi diam. "Pasti aldi sedih bgt tau kamu pindah". Katanya. Aku hanya tersenyum. mamanya aldi memegang tangan atas gue. "Maafkan tante ya lea, kalo tante punya salah, tante lakukan ini demi aldi". Gue juga melakukan hal yang sama seperti tante melina. "Gak apa-apa tante aku ngerti". Mamanya aldi mengelus rambut gue. "Kapan kamu berangkat?dan dimana kamu tinggal nanti?". Tanyanya setelah mengelus rambut gue. "Besok sore kalau itupun jadi, maaf aku gak bisa ngasih tau tempatnya tante, aku gak mau nanti ada orang mencariku disana". Mamanya aldi mengangguk. "Semoga kamu baik-baik saja disana". Lalu tante melina berdiri, berjalan kearah luar rumah gue. "Tante pulang dulu". "Salam untuk aldi tante". Dia mengangguk. mobil mewah miliknya melaju meninggalkan rumah gue. Gue kembali duduk dengan lemas di kursi. 'Sepertinya uang di tabungan gue dan tabungan milik ibu bisa aku pake ke rumah nenek. Sekarang waktu yang tepat'. 

~~~ "saya mau keluar pak dari sekolah ini". Ucap gue saat diruangan pak tedi. "Bukannya beasiswa kamu udah kembali? Kenapa keluar?". Pak tedi berbalik menanya gue. "Saya ada urusan mendadak pak, makanya saya keluar". Pak tedi menutup buku yg ia baca. "Kamu salah satu murid yg berprestasi lea, bapak bangga sama kamu". Gue tersenyum. "Makasih pak". "Kamu yakin mau pindah?". Tanya pak tedi lagi. Gue mengangguk dengan mantap. "Kalau sudah seperti ini bapak gak bisa nolak karena sudah keputusan kamu". 

~~~ "woy le bengong aja lo ah!". Bastian tbtb mengagetkan gue. Gue tertawa kecil. "Ngak ah!". Bastian duduk didepan gue. "Kiki mana?". Tanya gue karena gak melihat kiki. "Lagi pesen makanan". Gue mengangguk. "Gue tau lo lagi banyak masalah bgt le". Entah dari mana bastian bisa ngomong kaya begitu. Gue menatapnya. "Ya kan?". balasan gue hanya.. "Hah?". Dia menoyol kepala gue pelan. "Pinter-pinter tp budek!". Gue tertawa. 'Sebenarnya gue baik-baik saja, gak sepenuhnya baik-baik saja sih'. ~~~ gak ada yg perlu tau gue pindah. Gue merapikan barang2 yg ingin dibawa kedalam koper. Entah kenapa gue kepikiran aldi. Apa gue buat surat aja ya?. Tapi pasti gak terlalu penting ah buat dia. Keputusan gue adalah buat aja deh. selesai bikin surat, gue keluar dari rumah. Melihat sesaat rumah yg sudah gue tinggal selama 16tahun. Gue titip kunci ini ke bu arnita- alias tetangga gue sekalian titip surat ini kalau ada yg berkujung kerumah gue nanti. 

~~~ gue duduk distasiun pemberangkatan menuju.....